Jumat, 26 Agustus 2011

TINS kembangkan turunan timah

TINS kembangkan turunan timah
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berniat lebih fokus mengembangkan dan memproduksi tin soldier dan tin chemical. Saat ini, tingkat produksi TINS untuk kedua produk turun timah itu masih sangat rendah.

Abrun Abubakar, Sekretaris Perusahaan TINS, menuturkan, emiten itu sebenarnya sudah memiliki fasilitas penghasil kedua produk itu sejak beberapa tahun silam. Namun perusahaan pelat merah ini belum fokus memacu produksi produk-produk tersebut.

Abrun mencontohkan, kapasitas terpasang pabrik tin soldier mencapai 2.100 ton per tahun. Namun utilisasi pabrik ini sampai sekarang baru menyentuh 200-250 ton per tahun.

Begitu pula di pabrik tin chemical. Kapasitas terpasang pabrik tersebut mencapai 10.000 ton per tahun. "Hingga tahun lalu, produksinya masih kurang dari 1.000 ton, itu pun untuk kepentingan produk sample," ujar Abrun di Jakarta, Rabu (24/8).

Saat ini, PT Timah mulai melihat pengembangan produk turunan timah sebagai suatu keharusan bagi produsen. Apalagi, Pemerintah Indonesia berniat melarang ekspor timah mentah mulai 2014 mendatang.

Untuk itu, tahun ini perseroan gencar meningkatkan kapasitas produksi tin chemical. Targetnya, di akhir tahun nanti perseroan ini bisa memproduksi 6.000 ton tin chemical per tahun.

Produksi tersebut bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan berbagai macam industri di China dan Amerika Serikat (AS). Namun TINS belum mematok target kontribusi penjualan tin chemical bagi pendapatan.

Sementara untuk tin soldier, PT Timah berniat meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai kapasitas maksimum. Tapi perseroan ini belum berani mematok besaran peningkatan produksi, lantaran pasarnya masih belum besar.

Tambah lagi, produk ini memiliki masa kadaluarsa. Produk ini akan kehilangan kegunaannya, jika disimpan terlalu lama.

Sementara itu, di semester I-2011, TINS hanya berhasil mencetak penjualan logam timah 17.457 metrik ton, turun 12% dibanding penjualan di semester I-2010. Untungnya, harga jual logam timah naik 69% menjadi US$ 29.541 per metrik ton.

Dus, Timah masih bisa mencetak pendapatan Rp 4,83 triliun, naik 29% dibanding pendapatan semester I-2010. Laba bersih TINS bahkan mengalami kenaikan 113,98% menjadi Rp 689 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar