Jumat, 26 Agustus 2011

Wikileaks Ungkap Kisah Saham BUMI & Sri Mulyani

Jakarta - Situs whistleblower Wikileaks ternyata memberi perhatian penuh terhadap saham salah satu grup usaha Bakrie, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada saat masa krisis tahun 2008, serta hubungannya dengan rencana pengunduran diri Sri Mulyani yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Seperti dikutip dari situs besutan Julian Assange, Jumat (26/8/2011), kabel diplomatis berkode 08JAKARTA2096 berupa laporan saham BUMI dan Sri Mulyani tersebut dikirim pada tanggal 13 November 2008 pada pukul 11.35 WIB dari Kedutaan AS di Jakarta.

Menurut laporan tersebut, saham BUMI yang sudah disuspensi sejak 7 Oktober 2008 kembali diperdagangkan pada 6 November 2008, dan langsung jatuh lebih dari 10% terkena autoreject batas bawah. Perdagangan sahamnya pun kembali dihentikan alias disuspen.

Nasib yang sama menimpa saham BUMI dalam perdagangan lima hari berikutnya. Harganya pun meluncur tajam dari Rp 2.175 per lembar menjadi hanya Rp 1.180 per lembar. Waktu itu terjadi perdebatan di pemerintah Indonesia mengenai dicabutnya suspensi saham Bakrie seperti permintaan Sri Mulyani atau suspensi tetap dilakukan.

"Dicabutnya suspensi itu menunjukkan, pihak pemerintah yang berusaha mempertahankan nilai aset grup Bakrie sudah tidak sanggup lagi menghadapi tekanan dari regulator dan investor," kata laporan yang dikutip Wikileaks tersebut.

Analis menilai, kembali diperdagangkannya saham BUMI itu merupakan kemenangan milik regulator finansial atas para politisi yang ada di pemerintahan. Dalam laporan tersebut juga disebutkan beredar rumor Sri Mulyani berniat mengundurkan diri dari jabatannya jika pemerintah tetap mempertahankan nilai aset-aset Grup Bakrie.

"Ditundanya pencabutan suspensi saham BUMI menunjukkan bahwa manajemen BEI (Bursa Efek Indonesia) sudah dikendalikan oleh pihak pemerintah yang lebih 'senior' ketimbang Menteri Keuangan Sri Mulyani," ungkap laporan tersebut.

Suspensi tersebut akhirnya dicabut pada 6 November 2008 setelah Presiden SBY melakukan pertemuan dengan Sri Mulyani. Saat itu, Sri Mulyani dikabarkan meminta pengunduran diri, namun juru bicara kepresidenan membantah hal tersebut.

Namun, sesuai dengan berita detikFinance pada waktu itu, Sri Mulyani bersedia untuk tidak mundur asalkan suspensi saham BUMI dicabut sehingga bisa diperdagangkan kembali.

Dan memang akhirnya, suspensi saham BUMI dicabut pada perdagangan Kamis (6/11/2008) sesi I. Saham BUMI sendiri merosot tajam dan akhirnya kena auto rejection batas bawah.

Kala itu, Ketua Bapepam yang masih dijabat Fuad Rahmany mengklarifikasi permintaan ditundanya pencabutan saham BUMI itu dikarenakan pemerintah sempat khawatir pencabutan suspensi BUMI bisa menimbulkan dampak sistemik ke pasar saham.
(ang/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar