Rabu, 07 September 2011

MTLA hitung ulang kebutuhan pinjaman

JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mengutak-atik rencana pendanaan. MTLA ingin mengubah komposisi pendanaan karena hasil penjualan di atas ekspektasi.

Dalam rencana pendanaan semula, MTLA akan mencari pinjaman senilai Rp 400 miliar di 2012. Hasil utang Rp 150 miliar dialokasikan untuk membangun pintu gerbang tol Metland Puri, dan sekitar Rp 200 miliar-Rp 250 miliar untuk pengembangan Metropolitan Grand Mall.

Namun karena penjualannya di atas target, MTLA pun berniat menutup sebagian kebutuhan dana dengan kas internal. "Penjualan kami saat ini rata-rata diatas 30% dari target," kata Olivia Surodjo, Vice Director Corporate Affairs and Corporate Secretary MTLA, Selasa (6/9).

Komposisi pendanaan yang baru memang baru terlihat di tahun depan, setelah perhitungan nilai penjualan di sepanjang 2011 tuntas. "Kami akan hitung apa masih perlu menggunakan pinjaman bank," kata Olivia.

Kendati ada perubahan rencana pendanaan, namun jadwal pembangunan kedua proyek tidak berubah. Proyek mal mulai bergulir bulan ini, dan dijadwalkan selesai 18 bulan. Proyek itu menelan investasi sekitar Rp 400 miliar hingga Rp 450 miliar.

MTLA akan menggunakan hasil penjualan saham perdananya, senilai Rp 200 miliar, untuk menutup kebutuhan dana pembangunan mal selama tahun ini.

Pembangunan interchange dimulai akhir tahun. Estimasi masa pembangunan adalah 1,5 tahun. Proyek itu akan dikerjakan anak perusahaan MTLA, yang bernama Metroland Permata Development bersama dengan mitranya yang mengembangkan proyek residensial Puri Metland 2, yaitu PT Karya Deka.

Pengembang Puri Metland 2 itu juga menggandeng perusahaan properti milik grup Agung Sedayu dan PT BSM dalam pembangunan interchange. Hitungan MTLA, dana pembangunan interchange yang menjadi tanggungan pengembang Puri Metland 2 adalah Rp 150 miliar.

Di proyek Puri Metland 2, komposisi saham MTLA dan Karya Deka masing-masing adalah 50,01% dan 49,99%. Proyek residensial itu memiliki lahan seluas 60 hektare (ha). Perumahan itu akan dipasarkan setelah proyek pintu tol sudah dibangun. Alasannya, pintu tol akan menaikkan harga tanah hingga dua kali lipat dari saat ini, yang berkisar Rp 3,5 juta-Rp 4 juta per meter persegi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar