Rabu, 07 September 2011

Reksadana saham loyo selama Agustus

Reksadana saham loyo selama Agustus
JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melempem bulan lalu, berimbas terhadap performa reksadana berbasis saham. Mengutip data Infovesta Utama, sebanyak 79 reksadana saham yang beredar di pasar saat ini, menderita penurunan imbal hasil selama 29 Juli hingga 26 Agustus 2011.

Rudiyanto, analis Infovesta Utama, mengungkapkan, dalam periode tersebut, IHSG tergerus 7%. Rata-rata imbal hasil reksadana saham atau Infovesta Equity Fund Index juga mengalami penurunan sebesar itu. "Imbal hasil semua produk reksadana saham, negatif," kata dia kepada KONTAN, kemarin.

Produk reksadana milik PT Prospera Asset Management yakni Prospera Bijak muncul sebagai reksadana berkinerja terburuk, Agustus lalu. Imbal hasil produk ini turun 11,6% (lihat tabel). "Sepanjang Agustus, sentimen global dari Amerika Serikat dan Eropa sudah menyeret bursa. Otomatis, reksadana saham ikut turun," jelas Rudiyanto. Reksadana saham menempatkan dana investasi mereka di ekuitas hingga di atas 80%.

Edbert Suryajaya, analis Infovesta Utama, menilai, cukup dalamnya penurunan imbal hasil beberapa reksadana adalah akibat pemilihan portofolio saham oleh manajer investasi (MI). "Saham LQ45 tercatat sebagai yang paling banyak turun," imbuhnya.

Volatilitas masih tinggi

Kendati demikian, kinerja reksadana saham sepanjang tahun ini, yakni mulai Januari hingga Agustus 2011 masih tumbuh, yakni 0,96%. Masih jauh di bawah kinerja IHSG yang mencapai 3,73%, di periode yang sama.

Edbert menilai, volatilitas pasar saham dalam satu-dua bulan ini masih akan tinggi. Dia menyarankan agar nasabah mengalihkan risiko dengan menggenggam reksadana campuran atau reksadana pendapatan tetap.

Untuk reksadana saham, investor bisa memburu reksadana saham berbasis saham sektor konsumsi, di tengah situasi yang masih labil saat ini. "Sektor ini tidak terpengaruh sentimen global," kata Edbert. Sebaliknya, investor sebaiknya menghindari sektor komoditas.

Analis masih optimistis prospek reksadana saham hingga akhir tahun masih bagus. Karakter reksadana saham sejatinya juga merupakan investasi jangka panjang. "Masih ada kepercayaan jika koreksi bursa saat ini hanya sementara," kata Edbert. Mumpung harganya turun, saat ini justru tepat untuk subscription.

Rudiyanto memprediksi, IHSG masih mampu menembus 4.300, akhir tahun ini. Fundamental ekonomi Indonesia dan prospek kinerja emiten di bursa domestik, masih bisa diharapkan. MI juga melontarkan optimisme senada. Idhamsyah Runizam, Direktur Utama BNI Asset Management, menilai, Indonesia sudah terbukti cukup tahan terhadap gejolak ekonomi global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar