Rabu, 07 September 2011

BNBR pangkas defisit Rp 35 triliun

BNBR pangkas defisit Rp 35 triliun
JAKARTA. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akhirnya mengumumkan skema kuasi reorganisasi. Dalam prospektus Selasa (6/9), BNBR berniat menghapus defisit sebesar Rp 35 triliun yang tercantum pada laporan keuangan Juni 2011.

Sebelumnya, manajemen BNBR mengungkapkan hanya akan menghapus defisit sebesar Rp 27 triliun. Dalam rencana terkini, BNBR juga menghapus rugi dari pos selisih nilai transaksi restrukturisasi sebesar Rp 5,27 triliun, dan pos rugi investasi jangka pendek yang belum terealisasi sebesar Rp 2,06 triliun.

Untuk melakukan skema ini, BNBR menyiapkan penyesuaian nilai aset dan liabilitas, meski hanya mendapatkan selisih Rp 273,70 miliar. BNBR menyebutkan, nilai ini tidak signifikan sebagai faktor pengurang defisit.

Maka, manajemen memilih memangkas nilai nominal saham untuk seri saham A, B, dan C. Masing-masing nilai nominal saham dipangkas dari Rp 5.000, Rp 700, dan Rp 200, menjadi Rp 2.600, Rp 364 serta Rp 104.

Memang, langkah ini akan membuat modal perusahaan merosot. Modal dasar turun dari Rp 80 triliun menjadi Rp 41,6 triliun. Sedang nilai modal ditempatkan dan disetor berkurang dari Rp 21,51 triliun menjadi Rp 11,19 triliun. Dari pemangkasan ini, manajemen mendapat selisih Rp 34,72 triliun.

Perjumpaan antara defisit dan selisih (set off) dua skema ini bukan hanya menghilangkan defisit di atas kertas, tapi juga menyisakan saldo positif di akun modal disetor sebesar Rp 144,17 miliar.

Dalam prospektusnya, manajemen BNBR mengungkapkan, rencana kuasi reorganisasi ditujukan untuk memperbaiki kondisi laporan keuangan. Apalagi, BNBR mengklaim, sudah hampir merampungkan rencana restrukturisasi utangnya.

Manajemen BNBR masih harus menunggu rencana ini disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan digelar pada 6 Oktober 2011. BNBR menginginkan kuasi sudah bisa terlaksana pada Desember 2011.

Rights issue

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menilai, kuasi akan berdampak baik terhadap investor. Bukan hanya beban keuangan lebih ringan tanpa defisit, harga saham juga bisa naik. "Nantinya, jika perusahaan mendapat laba, bisa dibagikan sebagai dividen," kata dia, kemarin. Namun, tidak ada jaminan BNBR tidak akan merugi selama lima tahun kedepan.

Kuasi ini juga bisa melancarkan aksi korporasi BNBR. Satrio bilang, beredar hembusan kabar, BNBR akan melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.

BNBR bisa memanfaatkan dana hasil rights issue tersebut untuk melunasi utang afiliasinya ke China Investment Corp (CIC).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar