Rabu, 07 September 2011

CPO gagal bertahan di level RM 3.000

CPO gagal bertahan di level RM 3.000
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali gagal mempertahankan level RM 3.000 per metrik ton. Harga CPO untuk pengiriman November 2011 di Bursa Berjangka Malaysia, Selasa (6/9), menurun 1,30% menjadi RM 2.978 per ton setara US$ 998 per metrik ton. Ini merupakan posisi terendah harga CPO dalam dua pekan terakhir.

Koreksi harga CPO mengekor pergerakan harga minyak mentah di Bursa New York, yang sudah terpangkas 5,15% selama tiga hari perdagangan terakhir. Para investor berspekulasi bahwa laju perekonomian Amerika Serikat semakin melemah. Kondisi ini bisa menekan permintaan terhadap bahan bakar. Jangan lupa, AS merupakan konsumen energi terbesar di dunia.

Krisis ekonomi di Amerika Serikat dan kawasan Eropa merupakan dua pemicu utama kejatuhan harga sejumlah komoditas, termasuk minyak mentah dan CPO. "Volatilitas harga dalam jangka pendek tidak dapat dihindari," ujar Xin Yi Chen, analis Barclays Capital, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures, menilai, krisis AS dan Eropa belum akan mereda dalam waktu dekat. Hal tersebut jelas akan menekan harga minyak sawit mentah.

Semua orang kini melihat langkah yang akan dilakukan para pengambil kebijakan untuk memberikan kepastian terhadap masa depan pasar finansial global.

Namun, Chen berpendapat tekanan terhadap harga minyak sawit mentah tidak akan signifikan. Chen memprediksi, permintaan terhadap komoditas energi itu masih kuat.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan, memproyeksikan volume ekspor CPO Indonesia di sepanjang tahun ini bisa mencapai 18 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 15% dibandingkan volume ekspor CPO selama 2010 yang mencapai 15,65 juta ton. "Volume ekspor CPO selama semester kedua tahun ini kemungkinan akan mencapai 10 juta ton," ungkap Fadhil.

GAPKI juga memprediksi harga rata-rata CPO sepanjang tahun ini berkisar US$ 1.000 hingga US$ 1.100 per metrik ton. Harga itu tumbuh berkisar 20%-32% daripada harga rata-rata CPO di 2010, yaitu US$ 832 per metrik ton.

Ibrahim melihat level support harga CPO dalam jangka pendek berada di posisi RM 2.950 per ton. "Investor menunggu langkah Presiden AS Barack Obama dalam mengatasi krisis ekonomi di negara itu," ujar dia.

Tapi Ibrahim yakin harga CPO hingga akhir September ini berpeluang menanjak ke RM 3.150 per metrik ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar