Rabu, 07 September 2011

7 Sektor Saham Pilihan di Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – IHSG diprediksi menguat hingga penutupan. Optimisme outlook ekonomi RI, rendahnya suku bunga dan ekspektasi positif kinerja emiten kuartal tiga menjadi katalisnya. Trading buy untuk 7 sektor saham!

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (7/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 38,06 poin (0,98%) ke level 3.928,033. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45yang naik 7,01 poin (1,02%) ke angka 694,521.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,1 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 2,4 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,9 triliun di pasar reguler dengan total Rp2,3 triliun dan frekuensi 85.723 kali. Sebanyak 168 saham menguat, sedangkan 44 saham melemah dan 85 saham stagnan.

Penguatan indeks sesi pertama, juga diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp75,7 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp747,9 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp672,1 miliar.

Semua sektor saham kompak mendukung penguatan indeks. Sektor pertambangan memimpin kenaikan 2,26%, disusul aneka industri 1,50%, industri dasar 1,32%, manufaktur 1,08%, properti 0,77%, perkebunan 0,72%, infrastruktur 0,71%, keuangan 0,70%, konsumsi 0,59% dan perdagangan 0,46%.

Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan bertahan di teritori positif. “Indeks akan bergerak dalam kisaran resistance 3.932 dan support 3.849,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (7/9).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini salah satunya dipicu oleh optimisme pasar atas outlook ekonomi Indonesia. Pemerintah sudah menargetkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2011 di level 6,5%.

Kondisi itu, imbuh Alfiansyah, diperkuat oleh optimisme suku bunga acuan (BI rate), setelah Bank Indonesia menyatakan, mempertahankan suku bunga di level 6,75% dan belum ada kecenderungan untuk menaikkan. Semua itu menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. “Meskipun, inflasi cenderung mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir. Tapi, secara year on year masih berada di bawah angka suku bunga acuan BI rate,” papar Alfiansyah.

Karena itu, tambah Alfiansyah, IHSG mengalami anomali penguatan di tengah tekanan jual yang terjadi di bursa global. Begitu juga jika mengacu pada pergerakan indeks dalam dua hari terakhir sehingga berpeluang menguat hingga penutupan hari ini. “Meski, dari eksternal ada sentiment negatif, tapi tampak ada kepercayaan penuh bagi pasar modal Indonesia,” tandasnya.

Pasalnya, penguatan indeks juga mendapat dukungan dari Indonesia yang dinilai pasar sebagai alternatif investasi di tengah krisis finansial yang terjadi di AS dan Eropa. Kekhawatiran yang terjadi di luar justru berpengaruh positif bagi pertimbangan pasar pada IHSG. “Inilah yang jadi alasan asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia,” ujarnya.

Pada saat yang sama, dia memaparkan, pasar juga mengantisipasi positif atas laporan keuangan kuartal ketiga 2011 dari berbagai emiten yang bakal dirilis Oktober. “Pasar melihat, fundamental keuangan berbagai emiten cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain,” ungkap dia.

Adapun sektor saham yang jadi penggerak indeks hari ini adalah pertambangan, aneka industri, infrastruktur, manufaktur, agribisnis, properti, perdagangan, industri kimia dasar, keuangan dan konsumsi.

Dalam situasi ini, dia merekomendasikan positif saham-saham yang secara teknikal dan fundamental potensial naik di sektor perkebunan, pertambangan batu bara dan metal, industri dasar semen, aneka industri, konsumsi rokok dan farmasi, infrastruktur jalan tol dan telekomunikasi, dan sektor perbankan.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Adaro Energy (ADRO), PT Tambang Bukit Asam (PTBA), PT International Nickel Indonesia (INCO), PT Timah (TINS), PT Semen Gresik (SMGR), PT Holcim Indonesia (SMCB), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP).

Lalu, PT Astra Internasional (ASII), PT Gudang Garam (GGRM), PT Kalbe Farma (KLBF), PT Jasa Marga (JSMR), PT Telkom (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Danamon (BDMN). “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar