Rabu, 07 September 2011

Rupiah terseret ke level terlemah dua pekan

Rupiah terseret ke level terlemah dua pekan
JAKARTA. Rupiah terseret ke level terlemahnya dalam dua pekan terakhir. Otot rupiah melemah setelah asing mengurangi kepemilikannya di pasar saham Indonesia. Aksi tersebut dipicu kekhawatiran melambatnya pemulihan global yang bisa menyebabkan lemahnya permintaan ekspor.

Hingga pukul 10.23 WIB, pasangan (pair) rupiah dan dollar AS (USD/IDR) bergerak ke level 8.572, dari penutupan kemarin di posisi 8.558. Bahkan, di awal perdagangan sempat menyentuh 8.578. Ini merupakan level terlemah rupiah sejak 26 Agustus.

Kemarin, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengungkapkan risiko ekonomi global meningkat. Menurutnya, prospek kawasan Euro akan tergantung pada ketepatan pemimpin Eropa dalam mengambil keputusan. Sentimen ini memicu investor menghindari aset berisiko, seperti saham. Data pasar saham menunjukkan, investor asing menjual saham senilai US$ 40 juta, lebih besar dibanding jumlah yang mereka beli pada pekan ini.

Pada bulan ini pun, mata uang Garuda sudah melemah 0,4%. Rupiah tertekan seiring prediksi ekonom yang menyebutkan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga tetap di 6,7% pada pertemuan besok.

Kepala riset valas Malayan Banking Bhd. Saktiandi Supaat menyebut, risk aversion (keengganan mengambil risiko) berperan besar menghambat investor dalam mengambil posisi di pasar mata uang. "Investor berhati-hati sebelum keputusan kebijakan Bank Indonesia," ujarnya, di Jakarta, hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar