Senin, 06 Juni 2011

Inilah Saham Pendukung IHSG 4000

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 4.000 akan mendapat dukungan dari kenaikan beberapa saham. Sektor apa saja yang patut jadi incaran investor?

Menurut Yuganur Wijanarko, periset senior HD Capital, tiga sektor akan mengerek naik IHSG, bahkan menembus level 4.000, yakni perbankan, tambang dan konsumsi. “Suku bunga tetap, kembalinya produksi sparepart elektronik dari Jepang, dan kenaikan harga komoditas CPO dan batubara merupakan katalis positif dalam beberapa bulan ke depan,” ucapnya pada Senin (6/6).

Ia memilih sektor perbankan karena laju kenaikan suku bunga yang masih tertahan inflasi rendah. Selain penguatan rupiah yang akan terjadi untuk antisipasi upgrade sovereign rating ke investment grade, akan menguntungkan posisi bank pemerintah yang mayoritas source funding dari obligasi RI. “Apalagi pasar optimistis laba dan pinjaman perbankan dapat tumbuh diatas 20% tahun ini,” katanya

Beberapa pilihan saham di sektor perbankan berasal dari big cap bank pemerintah, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga tiga pekan mendatang di level Rp6.700, kemudian Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI), dengan target harga hingga akhir Juni masing-masing di level Rp7.350 dan Rp4.000.

Sedangkan penguatan rupiah juga berimbas positif bagi emiten dengan eksposur hutang ke dolar AS untuk restrukturasi (deleveraging), khususnya grup Bakrie. Seperti Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) dan Bumi Resources (BUMI). “Target harga saham UNSP untuk 3 pekan ke depan adalah Rp490,” ujarnya.

BUMI, imbuh Yuga, juga diuntungkan kenaikan harga batubara domestik dan impor akibat suplai berkurang. Selain musim panas yang mengurangi produksi hydropower di China ke kisaran US$135 dalam 3 bulan mendatang.

Ia menilai, BUMI pascapenyelesaian hutang dapat kembali ke harga wajarnya diatas Rp3.500.“Untuk 3 pekan mendatang, BUMI dapat mencapai harga Rp3.475 dan 1 bulan mendatang di level Rp3.650,” katanya.

Saham batubara lain pilihannya adalah Indo Tambangraya Megah (ITMG), terutama karena 90% nya didominasi ekspor, dengan target 1 bulan ke depan adalah Rp49.800,”Baik BUMI dan ITMG menarik karena memiliki earning recovery story,”ucapnya.

Sektor konsumsi juga menjadi pilihan Yuga, dengan saham jagoan Astra International (ASII). Menurutnya, beberapa asumsi analis negatif seperti slowdown yang kecil dalam margin distribusi, sudah terfaktorkan dalam harga saham.

Sektor konsumsi juga dinilai sebagai alat bagi investor asing untuk masuk ke bursa dengan tema pertumbuhan konsumsi domestik. Peningkatan kapasitas produksi mobil (Daihatsu) menambah indikasi peningkatan consumer confidence ke depan,”Beberapa kondisi ini positif untuk ASII, sehingga emiten ini memiliki target harga 3 pekan mendatang di Rp62.000 dan 1 bulan ke depan di Rp64.000,” pungkasnya.

Di sisi lain, Head of Research Sinarmas Sekuritas Jeff Tan mengatakan, sektor saham semen akan menopang penguatan IHSG lebih lanjut. “Dengan program infrastruktur yang bagus pada semester dua, saham semen akan terangkat,” katanya.

Menurutnya, kondisi pasar modal cenderung volatile pada semester kedua 2011 karena kebijakan moneter quantative easing yang akan segera rampung pada Juni dan pelemahan laju pertumbuhan ekonomi China dan India. "Namun, besar kemungkinan IHSG akan berada di level 4.000," tutur Jeff.

[mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar