Senin, 06 Juni 2011

Laju Saham HRUM, Tergantung Arah Market

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju saham HRUM, Senin (6/6) sangat tergantung pada laju market secara keseluruhan. Bagi investor yang sudah punya posisi, hold saja. Bagi yang belum, lebih baik tunggu koreksi.

Pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia Aji Martono mengatakan, pada prinsipnya, semua saham batu bara menarik sesuai karakteristik masing-masing. Begitu juga dengan saham PT Harum Energy Indonesia (HRUM) yang memiliki karakteristik dan pangsa pasarnya tersendiri.

Menurutnya, seiring permintaan batu bara yang terus meningkat baik dari luar maupun dalam negeri saham batu bara seperti HRUM sangat menarik. Karena itu, pekan ini bahkan mungkin hingga akhir tahun, saham-saham di sektor batu bara akan jadi rujukan untuk akumulasi. “HRUM akan bergerak dalam kisaran support Rp8.950 dan resistance Rp9.700,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (5/6).

Pada perdagangan Jumat (3/6) saham HRUM ditutup menguat Rp50 (0,54%) ke level Rp9.250 dari posisi sebelumnya di level Rp9.200. Harga intraday tertingginya mencapai Rp9.250 dan terendah Rp9.150. Volume transaksi mencapai 5,2 juta unit saham senilai Rp48,1 miliar dan frekuensi 515 kali.

Dilihat dari grafiknya, lanjut Aji, saham HRUM sulit melemah ke bawah Rp9.000. Karena itu, saham ini sangat menarik di level Rp9.100-an untuk diakumulasi. “Karena itu, jika melihat performance seperti itu, harus bermain untuk jangka pendek di saham ini,” ujar Aji.

Sebab, jika dilihat dari historical chart-nya, saham HRUM sempat mencapai level teredah Rp8.950 dan kemudian diakumulasi investor. Akibatnya, harga saham ini naik ke level Rp9.050-9.150 dan terakhir di level Rp9.250. “Karena itu, akumulasi bertahap atas saham ini juga terbuka peluang akan mendorong kenaikan harga ke level Rp9.700,” tandas Aji.

Aji menegaskan, jika terjadi koreksi pada market secara keseluruhan, saham HRUM akan dilirik untuk mendapatkan level support-nya. Sebaliknya, jika market mengalami kenaikan dan didukung oleh penguatan harga komoditas, akan memicu profit taking. “Sebab, harga batu bara secara umum pun akan naik,” tambahnya.

Para pembeli di level support, lanjut Aji, bisa memanfaatkan momentum saat market secara keseluruhan berbalik arah menguat. Market menunjang keseluruhan pergerakan saham HRUM. “Jika indeks Hang Seng dan Nikkei di sesi pagi cenderung melemah, indeks domestik pun berpeluang melemah,” ucapnya.

Kondisi ini, juga akan berimbas negatif ke saham-saham di sektor batu bara termasuk HRUM. Tapi, koreksi itu itu merupakan koreksi normal hingga level Rp9.100-9.150. “Setelah itu, akumulasi saham ini, masih terus dilakukan oleh beberapa investor, sehingga saham HRUM cukup defensif untuk disimpan oleh investor,” tandasnya.

Di atas semua itu, Aji merekomendasikan hold position untuk saham HRUM di tengah situasi market yang volatile. Sebab, untuk mencapai titik resistance Rp9.700 sangat pelan. Level ini tidak mungkin dilihat dalam satu hari perdagangan. “Tapi, untuk mencapai level tersebut sangat terbuka peluangnya. Terlihat jelas, bargaining position sangat terlihat jelas di saham ini,” ungkapnya.

Tapi, bagi yang belum punya posisi di saham HRUM, lebih baik melakukan pembelian pada saat terjadi koreksi di level Rp8.950-9.000. Di level Rp9.100 pun saham ini sudah menarik. “Tapi, jika mengalami pergerakan yang cukup signifikan, lebih baik melakukan profit taking di saham ini,” tuturnya.

Alhasil, jika market mengalamki koreksi, bisa terus mengakumulasi untuk jangka pendek. Sebab, koreksi yang terjadi bisa menggerus capital gain dari nilai investasinya, jika keuntungan tidak segera direalisasikan,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar