Senin, 06 Juni 2011

Pilih Saham Unggulan-Batubara di Awal Pekan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Senin (6/6) berpeluang melanjutkan penguatan. Saham unggulan bisa jadi pilihan awal pekan ini.

Yuganur Wijanarko, analis HD Capital mengatakan, IHSG pekan ini berpotensi membentuk trend naik dan mengarah ke rekor baru di 3.880. Pola sideways yang terbentuk beberapa pekan terakhir, menyebabkan terbentuknya double bottom, sehingga support IHSG relatif kuat,

“Ini berarti, IHSG tinggal menguji resistan-nya di 3.870-an,”ujarnya kepada INILAH.COM. Selain itu, sentimen positif juga datang dari kembalinya pelaku pasar untuk trading. Selain sentimen internal yang bagus, seperti inflasi yang naik tapi terbatas dan BI masih belum akan menaikkan suku bunga BI rate.

Menurutnya, IHSG sudah mengadjust koreksi besar Dow yang terjadi setelah data manufaktur AS dirilis. Bursa Indonesia cukup diuntungkan ketika koreksi Dow terjadi, karena memang sudah tidak terlalu banyak volume trading, “Hal ini karena adanya libur cuti bersama, sehingga panik selling tidak sempat terjadi,” katanya.

Di tengah situasi ini, Yuga merekomendasikan beberapa emiten seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp67.000 dan Astra International (ASII) dengan target harga Rp61.000. Kemudian saham tambang batubara seperti Bumi Resources (BUMI) dan Adaro Energy (ADRO) dengan target harga masing-masing Rp3.550 dan Rp26.000. “Rekomendasi beli untuk saham-saham tersebut,” ucapnya.

Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat (3/6) ditutup menguat 6,2 poin (0,1%) ke 3.844,02. Volume perdaganagn mencapai 3,4 miliar saham senilai Rp4,2 triliun. Menjelang penutupan terjadi transaksi negosiasi saham dengan volume 10 miliar saham senilai Rp1,2 triliun.

Sepanjang perdagangan hingga penutupan terdapa 330 saham yang diperdagangakan dengan 137 saham turun, 85 saham naik dan 108 saham stagnan. Indeks juga diwarnai net foreign buy sebesar Rp93,5 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,1 triliun dan penjualan asing sebesar Rp2,07 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar