Jumat, 16 September 2011

Dana asing keluar, rupiah tergerus 2,5% pada pekan ini

Dana asing keluar, rupiah tergerus 2,5% pada pekan ini
JAKARTA. Sepekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tergerus tajam. Bahkan, pelemahan rupiah pada minggu ini merupakan yang terbesar dalam dua tahun terakhir.

Mata uang Garuda tertekan 2,5% dalam sepekan ini, dan berada di posisi Rp 8.784 per dollar AS pada pukul 9.37 WIB. Sebelumnya, pada 14 September, rupiah sempat anjlok ke level Rp 8.939 per dollar AS. Ini posisi terlemah sejak 14 Februari. Bank Indonesia bahkan melakukan intervensi ke pasar mata uang dan obligasi pada 14 September lalu.

Rupiah anjlok karena investor asing mengurangi kepemilikan pada aset domestik. Penarikan dana asing dipicu kekhawatiran krisis utang Eropa akan mengurangi permintaan ekspor dan berimbas pada perekonomian Asia. Pada pekan ini, dana asing yang keluar dari pasar saham domestik mencapai US$ 414 juta hingga kemarin (15/9), lebih besar dari jumlah yang mereka beli.

Kepala treasury PT Bank DBS Indonesia Wiwig Santoso menilai, pembicaraan terkait kemungkinan default Yunani, dan kemungkinan Yunani keluar dari zona Euro menyebabkan pasar enggan mengambil risiko (risk aversion). "Ada kekhawatiran perlambatan ekonomi global, dan rupiah tidak terpisahkan dari perkembangan pasar global," ujarnya, hari ini.

Adapun, harga obligasi pemerintah turun tajam pada minggu ini. Imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik 73 basis poin ke level 7,14%, kemarin. Kepemilikan asing pada obligasi pemerintah juga turun 2,1% menjadi Rp 245,9 triliun dalam tiga hari pertama di pekan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar