Jumat, 16 September 2011

IHSG Terkoreksi, Ada Peluang di Saham Unggulan

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham domestik pada Jumat (16/9) diperkirakan akan tertekan. Namun, saham-saham unggulan yang sudah terkoreksi, masih menarik untuk diakumulasi.

Pengamat pasar modal Edwin Sebayang mengatakan, panik di pasar hari ini masih akan berlanjut, karena tekanan rupiah belum selesai. “Situasi ini diperkirakan berlangsung hingga pekan depan, didukung faktor eksternal dan internal,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, pekan depan akan ada Quantitative Easing yang akan menyebabkan supply dolar AS meningkat di pasar uang global dan rupiah kembali rebound. Sementara pasar obligasi domestik yang juga mengalami tekanan, dinetralisir dengan intervensi Pemerintah melalui supply SUN ke pasar.

“Intervensi di pasar uang, melalui instrumen moneter dan pasar obligasi akan meredakan tekanan jual di pasar saham. Apalagi indikator teknikal sudah menunjukkan posisi oversold,” katanya.

Edwin menuturkan, rupiah terkena imbas penjualan NDF rupiah di pasar offshore, untuk covershort dolar AS. Hal ini dipicu penguatan dolar AS atas semua mata uang utama, karena peralihan ke safe haven semakin intens dilakukan pemodal. “Terlihat dari terus turunnya yield obligasi pemerintah AS ke titik terendah baru,” paparnya.

Sementara itu, tekanan jual di pasar obligasi terlihat dari naiknya yield obligasi RI bertenor 10 tahun ke level 7,2%. Intervensi bukan hanya dilakukan di pasar SUN tapi juga di pasar uang , Pelebaran band FASBI rate membuka peluang turunnya JIBOR rate, sehingga bank bisa memanfaatkan pasar uang antar bank untuk mencari likuiditas, mengingat PUAB dalam negeri masih belum mengalami situasi kering likuiditas.

Di tengah situasi ini, Edwin menyarankan investor untuk melakukan aksi beli atas saham-saham seperti Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Jasa Marga (JSMR), Bank Mandiri (BMRI) dan INdocement (INTP).

Pada perdagangan Kamis (15/9), Indeks Harga Shaam Gabungan (IHSG) ditutup 24,703 poin (0,66%) ke level 3.774,334, dengan intraday terendah di 3.710,09 dan tertinggi di 3.829,37. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,067 miliar lembar saham, senilai Rp 5,274 triliun dan frekuensi 136.646 kali.

Sebanyak 76 saham naik, sisanya 145 saham turun, dan 103 saham stagnan. Derasnya aliran dana asing yang keluar, ikut menekan IHSG. Asing mencatatkan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,379 triliun. Rinciannya adalah transaksi jual mencapai Rp2,711 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,332 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar