Rabu, 27 Juli 2011

Downgrade dan Default AS Antar Rupiah ke 8.482

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (27/7) ditutup menguat 18 poin (0,21%) ke level 8.482/8.492 per dolar AS dari posisi kemarin 8.500/8.510.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh meningkatnya risiko gagal bayar (default) dan downgrade peringkat utang AS oleh lembaga rating internasional. Karena itu, dolar AS menjadi tidak menarik di mata investor.

Mata uang negara adidaya ini pun, lanjutnya, kembali terpukul ke level terendah 3 bulan terakhir terutama terhadap mata uang safe haven seperti Swiss Frank dan yen Jepang. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.475 dan 8.487 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (27/7).

Lebih lanjut Christian mengatakan, peningkatan risiko terjadi karena deadline hingga 2 Agustus tinggal sebentar lagi. Pasar khawatir AS akan mengulang gagal bayar pada 1979. "Pada 1979 terjadi mini-default sebagian Treasury Bill AS. Artinya, pembayartan utang yang meleset hanya sebagian," ungkapnya.

Christian menafsirkan, mini-default sama dengan selective default karena pada dasarnya pemerintah AS tidak mampu membayar semua utang yang jatuh tempo. "Yang jadi perhatian pasar adalah risiko down grade, setelah itu risiko default," tandasnya. "Semakin lama Kongres AS tidak mampu mengambil sikap, ketakutan pasar semakin tinggi."

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama. Indeks dolar AS turun 0,09% ke level 73,69. "Memang pelemahan ini tipis tapi jika dilihat secara keseluruhan, level ini sudah mendekati level terendah 2011 pada April di level indeks dolar AS 72,96," paparnya.

Tapi, imbuhnya, terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa) dolar AS hari ini menguat ke level US$1,4495 dari sebelumnya 1,4512. "Ini dipicu oleh melebarnya spread yield obligasi di Spanyol dan Italia yang sekaligus jadi tanda bahwa pasar sangat khawatir atas penyebaran krisis Yunani ke kedua negara itu," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar