Rabu, 27 Juli 2011

Kecemasan Utang AS Siap Pacu Rupiah ke 8.480

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (27/8) diprediksi menguat. Kecemasan batas atas utang AS dan data-data ekonomi yang dirilis jadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, rupiah berpeluang menguat hari ini meskipun butuh sentimen positif yang signifikan. Sebab, rupiah sedang berada di level psikologis 8.500. Karena itu, butuh faktor fundamental yang sangat kuat untuk mendukung penguatan rupiah lebih lanjut agar hari ini bisa ditutup kuat di bawah 8.500.

Jika tidak, menurutnya, justru aksi profit taking yang akan melanda mata uang RI ini. Hanya saja, jika melihat kecemasan pasar atas alotnya kenaikan batas atas utang AS, dolar AS semakin suram. Begitu juga dengan data-data yang akan dirilis hari ini baik di AS maupun di Eropa yang cenderung memperlemah dolar AS. "Karena itu, rupiah cenderung menguat dan akan bergerak dalam kisaran 8.480-8.520 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh dia menjelaskan, data AS semalam memang dirilis variatif. Kondisi itu, semakin menegaskan lemahnya ekonomi AS. Indeks Kepercayaan Konsumen AS sudah diperkirakan turun jadi 57,1 dari sebelumnya 58,5. Tapi, penjualan rumah AS sudah diprediksikan naik sebesar 321 ribu unit rumah dari sebelumnya 319 ribu unit untuk bulan Juni 2011. "Ini mixed, tapi market akan fokus pada soal kemelut batas atas uang AS," ungkapnya.

Di sisi lain, lanjutnya, Rabu (27/7) ini akan dirilis data inflasi Jerman yang angkanya diprediksi meningkat. Angka inflasi Juli Jerman diprediksi naik jadi 0,3% dari sebelumnya 0,1%. Karena itu, European Central Bank (ECB) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya dari level 1,50% saat ini meskipun bukan bulan depan.

Sementara itu, Bank Sentral AS belum memberikan indikasi pengetatan moneter lebih lanjut sehingga menjadi sentimen positif bagi euro termasuk rupiah. Pada saat yang sama, data inflasi Australia juga bakal jadi patokan pada awal perdagangan hari ini.

"Walaupun angkanya diprediksi turun jadi 0,7% dari sebelumnya 1,6%, jika melihat kenaikan minyak dunia dan komoditas global, data inflasi Australia berpeluang lebih tinggi dari ekspektasi pasar," imbuhnya. Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (26/7) ditutup menguat 18 poin (0,21%) ke level 8.500/8.510.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar