INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan saham Selasa (26/7) karena dipengaruhi pembicaraan masalah utang, dan volume perdagangan saham kecil membuat investor enggan untuk masuk ke bursa saham meski pendapatan perusahaan cukup bagus.
Sebuah kegagalan untuk menaikkan batas utang Amerika Serikat pada 2 Agustus mendatang maka akan membuat pasar saham volatile dan ekonomi menjadi kurang baik jika Amerika Serikat tidak membayar utang, "Investor percaya akan ada resolusi dalam waktu 11 jam tetapi banyak investor sudah mulai khawatir dan menyambut dingin," tutur Chief Investment Officer of Hugh Johnson Advisors LLC Hugh Johnson, seperti dikutip dari yahoofinance.com.
Volume perdagangan saham sekitar 6,53 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex, dan Nasdaq. Volume ini di bawah rata-rata harian sekitar 7,49 miliar saham.
Saham teknologi mencatatkan performa baik dengan saham Broadcom Corp melaporkan kinerja baik. Saham ini naik 9,4% ke level US$38,20. Saham Baidu Inc naik 5% ke level US$164,36. Indeks SDPR Technology Select Sector exchange traded fund naik 0,3%. Laporan pendapatan pada kuartal kedua lebih bagus dari yang diharapkan.
Indeks Dow Jones turun 91,50 poin atau 0,73% ke level 12.501,30. Indeks S&P 500 turun 5,49 poin atau 0,41% ke level 1.331,94. Indeks Nasdaq turun 2,84 poin atau 0,10% ke level 2.839,96.
Indeks CBOE Volatility naik 4,6%. Analis optionMonster Chris Mckhann menuturkan indeks ini tergambar dari penurunan rating utang Amerika Serikat. Di antara investor, klien ritel lebih khawatir dibandingkan institusi setelah belum ada kesepakatan di antara pembuat kebijakan untuk debt ceiling.
Saham industri mencatatkan performa buruk di mana indeks S&P industrial turun 1,9%. Saham Ford Motor Co turun 1,8% ke level US$12,93. Saham Netflix Inc turun 5,2% ke level US$266,91. Saham Amazon naik lebih dari 6% dan saham Juniper Networks Inc turun 12,9% ke level US$27,15. [cms]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar