Rabu, 27 Juli 2011

Menu Siang: Saham Konsumsi, Ritel dan Astra

INILAH.COM, Jakarta – Penguatan IHSG siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Saham sektor konsumsi, ritel dan Astra bisa menjadi pilihan.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (27/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 26,07 poin (0,63%) ke level 4.158,849. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 6,56 poin (0,90%) ke angka 737,595.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 4,790 miliar lembar saham, senilai Rp2,899 triliun dan frekuensi 93.754 kali. Sebanyak 122 saham menguat, sedangkan 117 saham melemah dan 83 saham stagnan.
Penguatan indeks sesi pertama juga diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp 203,6 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp802,4 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp598,8 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung penguatan indeks. Sektor keuangan memimpin kenaikan 1,76%, disusul perdagangan 1,70%, aneka industri 1,38%, manufaktur 0,34%, perkebunan 0,17%, pertambangan 0,02%. Hanya saja, sektor konsumsi melemah 0,30%, disusul infrastruktur 0,28%, industri dasar 0,11% dan properti 0,03%.

Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, indeks akan bertahan di teritori positif hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan mengarah ke level resistance 4.168 dan jika ditembus resistance berikutnya 4.202. Sedangkan support indeks di level 4.099,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (27/7).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini dipicu oleh faktor internal yakni publikasi laporan keuangan berbagai emiten untuk kuartal II/2011. Jadi, indeks mendapat dukungan dari individual emiten. Di sisi lain, kondisi makro ekonomi Indonesia juga cukup solid. “Tapi, fundamental kinerja keuangan emiten jadi faktor utama kenaikan IHSG hari ini,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut Alfiansyah, pasar masih dihantui kekhawatiran negosiasi batas atas uang AS antara pemerintah Obama dengan Kongres yang belum menemukan titik temu. Karena itu, AS mendapat ancaman dari lembaga pemeringkat internasional yang akan men-downgrade rating utang negara itu. “Karena itu, investor akan melirik kawasan yang lebih menguntungkan dari sisi investasi ke depannya,” tuturnya.

Apalagi, ditegaskannya, jika AS benar-benar mengalami gagal bayar (default). Investor akan mencari negara yang basis fundamental makro ekonominya sangat positif. Karena itu, Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi mereka. “Tapi, saya menduga, pada akhirnya Kongres AS akan mencapai kata sepakat sebelum 2 Agustus 2011. Sebab, jika tidak terlalu berisiko bagi AS sendiri,” ucapnya.

Tapi, dia menggarisbawahi, pada dasarnya bagi Indonesia, baik disetujui atau tidak kenaikan batas atas utang AS itu, keduanya sama-saham berpengaruh positif bagi IHSG. “Jika AS gagal bayar juga akan memicu peralihan investasi ke Indonesia dan jika AS tidak jadi gagal bayar, juga tetap jadi sentimen positif dari faktor global,” imbuhnya.

Adapun sektor saham yang jadi penggerak utama indeks hari ini adalah perdagangan, keuangan dan aneka industri. Lalu disusul, perkebunan, manufaktur, industri dasar dan pertambangan.

Tapi, dalam situasi ini, Alfiansyah lebih merekomendasikan positif saham-saham yang diuntungkan oleh faktor peningkatan konsumsi pada bulan puasa dan lebaran di sektor konsumsi, ritel, dan grup Astra.

Saham-saham pilihannya adalah PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT Mayora Indah (MYOR), PT Matahari Putra Prima (MPPA), PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dan PT Astra Internasional (ASII). “Saya rekomendasikan buy dan trading buy untuk jangka pendek,” imbuh Alfiansyah. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar