Rabu, 27 Juli 2011

Pasokan seret buat laba PGAS terancam memuai

Pasokan seret buat laba PGAS terancam memuai
JAKARTA. Volume gas yang didistribusikan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) masih seret lantaran keterbatasan pasokan. Manajemen perusahaan pelat merah ini memperkirakan volume distribusi gas tahun ini 780 juta kaki kubik perhari (mmscfd) - 820 mmscfd. Artinya, menurun dari pencapaian tahun lalu yang 824 mmscfd.

Sejatinya blok gas Jambi Merang sudah mulai berproduksi sejak pertengahan Maret lalu. Sayang, produksi blok itu tidak sesuai target. Padahal, blok gas milik PT Pertamina ini untuk menggantikan pasokan gas dari Conoco Phillips kepada PGAS yang dialihkan ke Chevron tahun lalu.

Blok Jambi Merang ditargetkan memproduksi 20 mmscfd gas di awal operasi. Kemudian meningkat menjadi 40 mmscfd di awal April lalu, dan naik hingga puncak produksi sebanyak 140 mmscfd. Namun, produksinya sampai Mei lalu baru 10 mmscfd.

Berkaca dari kondisi tersebut, analis JP Morgan Securities Indonesia Stevanus Juanda memperkirakan volume distribusi PGAS belum bakal naik sepanjang tahun ini. Prediksinya, volume gas tersebut terpangkas 3% dari tahun lalu menjadi 800 mmscfd. Otomatis, hal tersebut membuat laba bersih PGAS akan tertahan.

Apalagi, belum ada rencana menaikkan harga gas di kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Padahal, menurut Stevanus, laba lebih sensitif terhadap average selling price (ASP) ketimbang volume.

Akuisisi blok baru

Sedangkan Dang Maulida, analis Indo Premier, masih lebih optimistis. "Meskipun produksi gas blok Jambi Merang berjalan lambat, tidak membahayakan valuasi jangka panjang PGAS," kata dia.

PGAS tengah memproses akuisisi kepemilikan minoritas atas sejumlah blok gas pada tahun ini. Di samping itu, konstruksi terminal gas alam cair (LNG) PGAS di Teluk Jakarta, Jawa Barat, dan Belawan, Sumatera Utara, berjalan sesuai rencana. Dang meyakini kedua langkah ini dapat mengamankan pasokan gas untuk PGAS.

Terminal LNG Teluk Jakarta ditargetkan beroperasi medio 2012, sedangkan Belawan pada awal 2013. Karena itu, Dang memprediksi volume distribusi gas PGAS tahun ini turun menjadi 820 mmscfd. Namun, bakal naik lagi di tahun 2012 dan 2013 masing-masing menjadi 920 mmscfd dan 997 mmscfd.

Ari Pitoyo, analis Mandiri Sekuritas, melihat keunggulan PGAS sebagai satu-satunya perusahaan distributor gas berjaringan pipa sampai konsumen. Masalah yang tengah dihadapi perusahaan ini hanya pasokan gas. Jadi, PGAS harus lebih atraktif supaya produsen gas tertarik menjual gas produksinya.

Menurut Ari, sebaiknya PGAS fokus menggarap segmen komersial dan ritel yang belum dilayani Pertamina Gas, yaitu anak usaha Pertamina yang menjalankan bisnis yang sejenis dengan PGAS.

Toh, Dang dan Ari masih merekomendasikan buy PGAS. Dang memasang target harga Rp 4.700, mencerminkan rasio harga (PER) 13,5 kali tahun ini dan 11,5 kali tahun depan. Sedangkan target harga Ari sebesar Rp 4.960.

Sedangkan Stevanus memangkas rekomendasi PGAS dari overweight menjadi underweight, dengan target harga Rp 3.750. Ini mencerminkan PER 12 kali selama 12 bulan ke depan.

Kemarin, harga saham PGAS sudah Rp 4.000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar