Kamis, 11 Agustus 2011

Bisnis underwriting Trimegah lesu

Bisnis underwriting Trimegah lesu
JAKARTA. Kelesuan di pasar keuangan Indonesia, baik di bursa saham maupun di obligasi, tentu mempengaruhi kinerja sekuritas. Hal ini dialami pula oleh PT Trimegah Securities Tbk (TRIM).

Pengelola sekuritas ini menyatakan, hasil bisnis penjaminan emisi di tahun ini bakal di bawah target. Omar S. Anwar, Direktur Utama Trimegah, menuturkan, awalnya Trimegah menargetkan bisa menangani initial public offering (IPO) senilai Rp 500 miliar–Rp 600 miliar di tahun ini. Namun hingga kini, Trimegah baru menggarap satu IPO senilai Rp 267 miliar.

Trimegah tengah menggarap rencana IPO satu perusahaan sektor manufaktur. Nilai IPO itu diperkirakan Rp 800 miliar. Tapi, Omar memperkirakan IPO itu baru terlaksana di kuartal I–2012 nanti.

Adapun bisnis penjaminan emisi obligasi yang ditangani Trimegah pada tahun ini juga terbilang mini. Target awal Trimegah adalah menangani underwriting obligasi yang nilainya berkisar Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun.

Namun, sampai akhir Juni 2011, nilai underwriting obligasi yang ditangani Trimegah baru Rp 3,1 triliun. Omar menuturkan, Trimegah akan menangani penerbitan obligasi milik Exim Bank yang bernilai Rp 2 triliun.

Saat ini, Trimegah mengantongi tiga proyek penjaminan emisi obligasi yang lainnya. Perinciannya, obligasi perusahaan pembiayaan yang kisaran nilainya Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar serta obligasi perusahaan sektor energi sekitar dengan nilai berkisar
Rp 500 miliar–Rp 600 miliar.

Berkaca ke situasi terkini, divisi investment banking Trimegah akan sulit mencapai target. "Nanti akan ditutup dari divisi asset management," kata Omar.

Denny R. Thaher, Direktur Utama Trimegah Asset Management, mengungkapkan, dana kelolaan Trimegah ditargetkan Rp 5,5 triliun, tahun ini. Sampai Juni, nilainya baru Rp 3,6 triliun. Target ini akan dikejar dengan merilis lima produk reksadana baru berjenis reksadana terproteksi dan pendapatan tetap.

Trimegah menargetkan pendapatan Rp 170 miliar dan laba bersih Rp 22 miliar di 2011. Divisi asset management ditargetkan menyumbang 40%. Unit bisnis brokerage dan investment banking ditarget menyumbang masing-masing 40% dan 20%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar