Kamis, 11 Agustus 2011

Kecemasan Baru Pasar: Perancis

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (11/8) diprediski menguat seiring euforia pelonggaran moneter AS. Tapi, Perancis jadi kekhawatiran baru bagi pasar.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan,potensi penguatan rupiah hari ini terjadi di tengah euforia pelonggaran kebijakan moneter AS. Masalahnya, pasar harus melihat, apakah bursa saham global akan stabil atau tidak dalam beberapa hari ke depan.

Sebab, lanjut Firman, dalam beberapa hari terakhir bursa saham sangat fluktuatif dalam kisaran yang lebar. "Karena itu, rupiah akan menguji 8.500 tapi akan sulit untuk menembus level tersebut dengan kecenderungan menguat dalam kisaran 8.500-8.530 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurut Firman, bursa saham seharusnya stabil karena kepanikan pasar sedikit berkurang pascakeputusan The Fed kemarin. "Jika pasar tidak terlalu panik, rupiah akan melanjutkan tren penguatannya terhadap dolar AS," tandasnya.

Tapi, lanjut Firman, laju rupiah akan terganggu oleh pasar yang mencermati perkembangan di Eropa. Dalam tiga hari terakhir, Bank Sentral Eropa (ECB) terus melakukan pembelian obligasi Italia dan Spanyol. "Tapi, sebagian pelaku pasar tidak yakin kalau dana ECB akan cukup untuk mengintervensi pasar obligasi Italia dan Spanyol," ungkapnya.

Pasalnya, Eropa belum menambah dana The European Financial Stability Facility (EFSF)-nya dari level saat ini 440 miliar euro. Karena itu, rally euro, kemungkinan tidak akan berlanjut. "Apalagi, Jerman menolak untuk menambah fasilitas moneter itu," tandas Firman.

Dia menjelaskan, jika ECB terus membeli obligasi Italia dan Spanyol, tidak lama lagi, ECB akan kesulitan likuiditas sendiri. Kondisi itu menambah kekhawatiran pasar terhadap negara Eropa lain yakni Perancis. "Ini bisa dilihat dari yield obligasi negeri Napoleon itu yang terus merangkak naik," ucapnya.

Karena itu, ditegaskan Firman, yield obligasi Perancis memiliki selisih lebih tinggi 90 basis poin dibandingkan Jerman. Padahal, baik Perancis maupun Jerman sama-saham memiliki rating triple A (AAA). Pasar cukup cemas, Perancis akan mengalami gejala krisis utang seperti Italia dan Spanyol.

"Karena itu, Perancis saat ini jadi sumber kecemasan baru bagi market," imbuhnya. Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (10/8) ditutup menguat 37 poin (0,43%) ke level 8.520/8.530 per dolar AS. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar