Selasa, 23 Agustus 2011

Bursa Asia Akhirnya Terselamatkan

Headline
INILAH.COM, Sydney – Spekulasi Bank Sentral AS The Federal Reserve dan data manufaktur China menyelamatkan bursa Asia pada akhir perdagangan Selasa (23/8).

Bursa Asia ditutup di zona positif, dengan kenaikan indeks-indeks benchmark di kawasan dari level terendahnya selama lebih dari setahun terakhir. Eksportir menguat, didukung spekulasi The Fed akan mengumumkan kebijakan yang menopang perekonomian Amerika Serikat (AS).

Indeks Komposit Morgan Stanley (MSCI) Asia Pasifik (APAC) naik 2,1% ke 120,76 dengan rasio empat saham naik untuk setiap satu yang melemah. Lebih dari US$8 triliun telah hilang dari ekuitas global selama empat pekan terakhir.

Hal tersebut disebabkan data-data ekonomi yang memburuk di AS serta krisis utang Eropa yang tak kunjung usia. Laporan ekonomi memicu spekulasi bank sentral Amerika akan memulai program pembelian aset atau quantitative easing tahap ketiga, guna menopang pemulihan.

Bursa Asia pun menguat karena eksportir memakan spekulasi tersebut. Indeks Nikkei di Jepang menguat 1,2%, indeks komposit Shanghai 1,2% dan bursa saham Hong Kong 1,1%. Sementara bursa saham Australia menguat 2,2% dan Kospi di Korea Selatan rebound 3,9%.

“Investor berharap The Fed menunjukkan komitmennya untuk menopang pertumbuhan. Ada kekecewaan besar di pasar, jika komitmen yang dianggap kuat tak kunjung muncul,” ujar Nader Naeimi yang mengelola hampir US$100 miliar di AMP Capital Investors Ltd. Sydney.

Foxconn International Holdings Ltd. kontraktor ponsel nomor satu, menguat 3,7% di Hong Kong setelah laporan menunjukkan kontraksi sektor manufaktur di China mulai mereda. Eksporter elektronik terbesar Korsel, Samsung Electronics Co., naik 4,6%.

HTC Corp. yang juga produsen ponsel dan mendapatkan 50% pemasukannya dari Amerika, naik 5,8%. Pemasok mainan dan pakaian untuk Amerika, termasuk untuk Wal-Mart Stores Inc., naik 3,3%. Demikian pula pelayaran Hanjin Shipping Co. yang melonjak 15% dan menjadi penggerak terbesar MSCI APAC.

Perusahaan tambang terbesar dunia yang 25% penjualannya di China, BHP Billiton Ltd, menguat 1,8%. Demikian pula pesaingnya, perusahaan tambang terbesar kedua dunia, Rio Tinto Group, naik 2,2%. Copper Co., produsen tembaga terbesar China, naik 4,3%.

Laporan awal dari HSBC Holdings Plc and Markit Economics menunjukkan, indeks manager pembelian naik 49,8 per Agustus dari 49,3 bulan lalu. Angka di bawah 50 mengindikasikan kontraksi di output sektor manufaktur negara tersebut.

“Angka tersebut membantu menurunkan ketakutan investor akan kerugian besar, seperti pelemahan 2008 lalu. Resiko makro yang utama tetap dibaca dari inflasi, bukan pertumbuhan,” ujar Qu Hongbin, ekonom HSBC yang bermarkas di Hong Kong. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar