Selasa, 23 Agustus 2011

Kinerja Positif, Saham Semen Bisa Jadi Pilihan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kinerja semester pertama industri semen yang sesuai estimasi, membawa harapan pada paruh dua mendatang. Saham-saham ini pun menjadi pilihan analis.

Bertrand Reynaldi dari Etrading Securities masih merekomendasikan saham Semen Gresik (SMGR). Hal ini diduung kinerja semester pertama yang sesuai estimasi, “Kami tetap merekomendasikan beli SMGR dengan target harga Rp10.400, mencerminkan PER 13,8 kali,” ujarnya dalam riset terbarunya.

Penjualan industri semen pada semester pertama 2011 naik 10,42% yoy mencapai 23 juta ton, sedangkan penjualan domestik mencapai 96,8% dari total penjualan yang tumbuh 10,4%. Namun Bertrand menilai, momentum peningkatan penjualan industri semen tidak dapat dimanfaatkan SMGR dengan baik, akibat keterbatasan kapasitas produksi.

“Alhasil, perseroan pun harus merelakan penurunan pangsa pasar domestik dari 42,7% pada semester pertama 2010 menjadi 40,8%,” katanya.

Pada paruh pertama 2011, penjualan domestik SMGR naik 9,7% menjadi 9,17 juta ton dan penjualan total naik 9,5% menjadi 9,23 juta ton. Bagaimanapun, kinerja perseroan semester satu ini sesuai ekspektasi, dimana pendapatan, laba kotor, laba operasi dan laba bersih mencapai masing-masing 48%, 46%, 45% dan 50% proyeksi. Sementara volume penjualan semen mencapai 51% estimasi.

Pada paruh pertama tahun ini, perseroan juga membukukan kenaikan pendapatan, laba kotor, laba operasi dan laba bersih masing-masing 14,2%, 10,6%, 10,8% dan 15,1% ketimbang periode yang sama tahun lalu menjadi Rp7,6 triliun, Rp3,5 triliun, Rp2,3 triliun dan Rp1,9 triliun.

“Secara kuartalan juga terjadi peningkatan dibanding kuartal pertama 2011. Pendapatan, laba kotor, laba operasi dan laba bersih meningkat masing-masing 14%, 12,6%, 14,7% dan 15,4%,”katanya.

Namun, rampungnya pabrik baru di Tonasa, Sulawesi pada kuartal terakhir tahun ini, dapat memberi tambahan kapasitas produksi 2,5 juta ton. Hingga semester pertama 2011, pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 88,05% dari rencana 91.47%, “Kami yakin perseroan dapat mengejar jadwal,” ujarnya.

Demikian juga ekspansi pabrik di Tuban, Jawa Tengah, yang saat ini sudah mencapai 89,25%. Hal ini sesuai rencana yakni 89,47%. “Bila tahun depan pabrik ini rampung, maka akan menambah kapasitas 2,5 juta ton.”

Bertrand menuturkan, kapasitas produksi SMGR dalam asumsinya lebih rendah dibanding perseroan. “Estimasi kami mencapai 24 juta ton pada 2012, sedangkan perseroan menargetkan sebesar 24,5 juta ton,”ucapnya.

Maxi Liestyaputra, analis dari BNI Securities menjagokan saham Indocement (INTP). Kinerja semester pertama yang relatif solid, membawa ekspektasi pada paruh dua nanti. Kenaikan marjin laba bersih bisa dipertahankan, terutama emiten yang berbasis pasar domestik. “Rekomendasi beli untuk INTP,” ujarnya.

Sepanjang semester pertama 2011, INTP mencetak pendapatan bersih Rp 6,33 triliun, meningkat 18,12% daripada pendapatan di periode yang sama tahun lalu. Namun laba bersih hanya naik 5,38% year-on-year menjadi Rp 1,73 triliun.

Adapun paruh pertama kemarin, INTP sudah menggunakan belanja modal senilai US$ 30 juta. Sebagian untuk membiayai perawatan mesin pengolah semen, perseroan juga menggunakan capex untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabrik yang berada di Cirebon, Jawa Barat sebesar 1,5 juta ton.

Sedangkan hingga akhir tahun, kebutuhan capex emiten diperkirakan naik mencapai US$ 100 juta. Peningkatan tersebut seiring program ekspansi produksi perseroan. INTP bakal kembali membangun pabrik di Citeureup, Bogor. Pabrik yang bakal berkapasitas 2 juta ton semen per tahun itu, rencananya bakal mulai dibangun pada semester II tahun ini. Nilai pembangunan pabrik diestimasi US$ 60 per ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar