Selasa, 23 Agustus 2011

META refinancing utang senilai Rp 750 miliar

META refinancing utang senilai Rp 750 miliar
JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) terus berusaha membenahi laporan keuangan agar bisa kembali mencetak untung. Perusahaan infrastruktur ini berniat mengurangi beban utang mereka.

META akan melunasi seluruh pinjaman dari Bank Mega dengan fasilitas pinjaman baru dari Bank Central Asia (BCA). Utang yang akan dilunasi tersebut merupakan kewajiban tiga anak perusahaan META dengan total nilai Rp 750 miliar.

Perinciannya, PT Bintaro Serpong Damai (BSD) memiliki utang sebesar Rp 360 miliar. BSD merupakan anak usaha META yang mengelola ruas tol Bintaro-Bumi Serpong Damai. Lalu, PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) memiliki utang senilai Rp 40 miliar. Adapun PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) yang mengelola ruas tol sesi IV di Makasar memiliki utang sebesar Rp 350 miliar.

Manajemen META menuturkan pinjaman baru dari BCA memiliki bunga lebih murah, yaitu 9,75% di tahun pertama. Di tahun selanjutnya, perhitungan bunga menggunakan cost of fund BCA ditambah 4,25%. "Sementara bunga pinjaman Bank Mega di atas 13%," kata Danni Hasan, Direktur Keuangan META di Jakarta, Senin (22/8).

Dalam hitungan META, penurunan beban bunga sebesar 1%, membantunya berhemat Rp 7,5 miliar. Artinya, saat ini META mampu menghemat pengeluaran untuk bunga sekitar Rp 25 miliar. "Jadi sekitar 25% dari beban bunga saat ini yang sekitar Rp 100 miliar," jelas Danni.

Dengan refinancing ini, META akan memindahkan jaminan berupa saham BMN, BSD dan JTSE yang saat ini ada di Bank Mega ke BCA. Nilai aset yang dijaminkan tersebut sekitar Rp 1 triliun.

META sudah mendapat persetujuan pemegang saham untuk menjaminkan aset tersebut. Sekadar info, sebenarnya META sudah mencoba melakukan negosiasi utang dengan Bank Mega. Namun Bank Mega tidak bersedia menurunkan bunga pinjaman di bawah 10%.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, menilai perseroan cukup berhasil dalam melakukan refinancing. Karena selisih bunga pinjaman baru dengan pinjaman lama cukup besar.

Selain itu dana yang akan digunakan untuk membayar beban bunga, bisa digunakan untuk keperluan lain. Misalnya untuk ekspansi perseroan.

Dengan pengurangan beban utang ini, META berharap kinerja perseroan tahun ini bisa lebih baik. Meski begitu, tahun ini META tampaknya masih belum bisa membukukan laba bersih. Penyebabnya, ruas tol lingkar luar Jakarta yang dikelola anak perusahaan META masih merugi.

Pendanaan akuisisi

Meski sudah mengurangi beban utang, perseroan ini masih berpeluang mencari pinjaman lagi. Bernardus Djonoputro, Direktur Pengelola META menuturkan, sumber dana, yang paling memungkinkan, untuk membiayai ekspansi di tahun ini adalah pinjaman.

Danni bilang utang baru dari BCA tidak akan membebani kinerja. Saat ini debt to equity ratio (DER) perseroan masih di bawah 1 kali. Sementara DER industri infrastruktur masih sekitar 2,5 kali. Artinya perseroan masih memiliki ruang untuk menambah pinjaman.

META memang masih mempunyai beberapa rencana ekspansi, seperti akuisisi pelabuhan di Sumatra dan akuisisi perusahaan penyediaan air bersih di pulau Jawa. Manajemen META menolak menjelaskan detil akuisisi tersebut.

Yang jelas, setelah berbagai akuisisi tersebut nilai aset perseroan akan menjadi Rp 4 triliun. Per 30 Juni lalu, total aset yang dimiliki META mencapi Rp 1,8 triliun.

META menargetkan seluruh proses akuisisi selesai di kuartal tiga ini. “Saat ini masih dalam proses uji tuntas," kata Bernardus.

Reza menilai akuisisi-akuisisi tersebut akan berdampak positif bagi kinerja perseroan. "Dengan catatan mereka punya cukup dana membiayai akuisisi dan pengembangan usahanya nanti," papar Reza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar