Jumat, 19 Agustus 2011

Dana Asing Tersedot Keluar, IHSG pun Terpuruk

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Akhir pekan ini, IHSG tidak mampu menyentuh area hijau. Sentimen negatif eksternal menyedot dana asing dari bursa saham domestik. Sektor aneka industri memimpin koreksi kali ini.

Pada perdagangan Jumat (19/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 178,246 poin (4,44%) ke level 3.842,748, dengan intraday terendah di 3.874,51 dan tertinggi di 4.019,80. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 36,143 poin (5,06%) ke level 679,195.

Indeks sepanjang perdagangan berada di teritori negatif. Dibuka langsung anjlok 2,07% ke level 3.937, indeks bergerak turun hingga pada sesi pertama bertengger di angka 3.910 dan akhirnya ditutup di level 3.842.

Kepala riset Citi Pacific Indonesia Hendri Efendi mengatakan, IHSG ditutup di zona negatif, seiring memburuknya pasar saham regional dan global. Apalagi Morgan Stanley memangkas target/estimasi MSCI Indonesia Index sampai Desember 2011 menjadi 1% dari sebelumnya 13%. “Investor memanfaatkan dengan melakukan aksi profit taking,” ujarnya.

Bursa AS dan Eropa kembali terkoreksi signifikan semalam 4-5% seiring beberapa sentimen negatif antara lain Morgan Stanley menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,9% di 2011, rilis beberapa data ekonomi AS yang lebih buruk dari ekspektasi, seperti jobless claims dan Philadelpia economic index.

Selain potensi krisis likuiditas bank-bank di Eropa akibat krisis utang dan perlambatan ekonomi, serta gagalnya pembicaraaan pembentukan obligasi Eropa, karena Jerman khawatir, hal tersebut dapat meningkatkan beban biaya obligasi pemerintahannya.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 5,971 miliar lembar saham senilai Rp 7,5 triliun dan frekuensi 143.807 kali. Sebanyak 19 saham naik, sisanya 291 saham turun, dan 26 saham stagnan.

Koreksi bursa didukung aksi jual asing yang mencatatkan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,738 triliun. Rinciannya adalah transaksi jual mencapai Rp3,372 triliun dan transaksi beli sebesar Rp1,634 triliun.

Semua sektor melemah, dengan sektor aneka industri terpuruk 8,4%, kemudian manufaktur anjlok 5,6%, properti turun 4,7%, finansial, tambang dan konsumer 4,3%, industri dasar dan perdagangan 3,9%, serta perkebunan dan infrastruktur yang melemah 2,8%.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 6.650 ke Rp 66.100, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 3.000 ke Rp 53.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 2.250 ke Rp 43.400, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 1.600 ke Rp 23.500.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Multi Bintang (MLBI) naik Rp 600 ke Rp 359.500, Central Omega (DKFT) naik Rp 290 ke Rp 1.470, Tiga Raksa (TGKA) naik Rp 100 ke Rp 1.100, dan Sorini Agro (SOBI) naik Rp 50 ke Rp 2.250.

Bursa regional Asia terpantau memerah, dimana indeks Komposit Shanghai melemah 25,11 poin (0,98%) ke level 2.534,36, indeks Hang Seng anjlok 616,35 poin (3,08%) ke level 19.399,92, indeks Nikkei 225 turun 224,52 poin (2,51%) ke level 8.719,24 dan indeks Straits Times melemah 3,32% ke level 2.731,25. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar