Jumat, 19 Agustus 2011

Saham Pilihan : BUMI & ADRO

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Saham sektor tambang batu bara diperkirakan akan menjadi penggerak indeks akhir pekan ini. Terutama karena kenaikannya belum maksimal di tengah apresiasi bursa kemarin.

Demikian ujar Joseph Pangaribuan, analis dari Samuel Sekuritas kepada INILAH.COM. Menurutnya, penguatan IHSG hari ini masih bisa berlanjut, didukung kenaikan saham-saham unggulan yang masih lagging. Salah satunya adalah batu bara. “Dengan kemungkinan mulai ada pergerakan di saham batu bara, investor disarankan untuk beli,” ujarnya.

Dua saham pilihannya adalah Bumi Resources (BUMI) dan Adaro Energy (ADRO), “Rekomendasi beli untuk dua emiten ini,”katanya.

Joseph menilai, katalis positif untuk saham batu bara didukung pertumbuhan ekonomi China dan India yang masih bagus, dengan demand tinggi. “Apalagi bagi dua negara konsumen energi terbesar di Asia itu, lebih efisien dan murah beli batubara dari Indonesia daripada Singapura,” ucapnya.

Pada perdagangan Kamis (18/8) kemarin, BUMI ditutup menguat Rp25 (0,9%) ke level level Rp2.750 sedangkan ADRO berada di level Rp2.400, atau naik Rp50 (2,12%).

Yuganur Wijanarko dari HD Capital juga merekomendasikan saham BUMI. Menurutnya, anak usaha Bakrie ini menarik karena merupakan emiten batubara dengan market cap terbesar dan memiliki potensi upgrade earnings dari proses deleveraging.

Selain itu, valuasi premium (PER) BUMI adalah yang tertinggi. Alhasil, investor asing akan meliriknya, bila terjadi kondisi diskon yang menarik pada penurunan harga sahamnya. “Rekomendasi beli dengan target harga dapat mencapai Rp2.900,” ujarnya.

BUMI membukukan pendapatan sebesar US$1,792 juta di semester pertama 2011, naik 24.4% YoY atau 11% qoq. Laba bersih meningkat 8.8% YoY atau 44.6% qoq mencapai US$274 juta dan laba operasi naik 42.1% YoY, sementara margin operasi meningkat menjadi 30.6% (dari 26.8%).

Sementara untuk ADRO, saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah BUMI, Yuga tertarik karena ada kenaikan laba yang cukup mengesankan pada semester pertama 2011.

Potensi kenaikan laba untuk 2012 juga belum sepenuhnya difaktorkan oleh pergerakan harga saham batubara ini. “Rekomendasi beli dengan target harga Rp2.550 karena secara teknikal dalam misi menutup price gap atas di Rp.2.500-2.550, “katanya.

ADRO mencatat laba bersih US$ 268 juta, meningkat 103,8% dari periode yang sama tahun lalu US$ 132 juta. Peningkatan laba tidak lepas dari kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata batubara.

Pendapatan usaha bersih perseroan memang mencatat peningkatan 35,8% menjadi US$ 1,771 miliar hingga Juni 2011, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 1,304 miliar. Beban pendapatan juga meningkat menjadi US$ 1,17 miliar dari sebelumnya US$ 875 juta. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar