JAKARTA. Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark di sesi midday (pertengahan) hari ini, Jumat (18/8), tampak terkoreksi. Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menunjukkan, semua seri benchmark mengalami penurunan harga dengan kisaran 10-70 bps (basis poin). Adapun koreksi terdalam dialami oleh seri FR0054 tenor 20 tahun sebanyak 68,1 bps.
Alhasil, tingkat yield dari Indonesia Government Securities Yield Curve (IBPA-IGSYC), acuan dari IBPA untuk harga obligasi pemerintah, di sesi midday hari ini bergerak naik. "Kenaikan yield tenor 1 tahun sebesar 11,2 bps ke level 4,4646 menjadi kenaikan tertinggi di antara tenor lainnya," kata Tumpal Sihombing, Corporate Secretary IBPA. Menurutnya,kenaikan terjadi hampir di semua tenor, kecuali tenor 3-5 tahun yang berhasil turun 0,5bps-1,3bps.
Tumpal menjelaskan, sepertinya pergerakan pasar sekunder SUN di siang ini masih dibayangi oleh kekhawatiran perlambatan perekonomian global. "Ini terjadi setelah Morgan Stanley memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2011 menjadi 3,9% dari sebelumnya 4,2%," tutur Tumpal.
Namun kepemilikan asing atas surat berharga negara (SBN) hingga 16 Agustus masih tercatat memperlihatkan adanya kenaikan. Kepemilikan asing tercatat naik Rp 0,68 triliun atau 0,28% menjadi Rp 242,03 triliun dari hari sebelumnya yang sebesar Rp 241,54 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar