Jumat, 19 Agustus 2011

Harga Emas Kembali Melambung Hingga 2%

New York - Kejatuhan di pasar saham membawa berkah untuk komoditas emas. Logam berharga ini kembali melonjak tajam hingga 2%, menembus rekor tertingginya di atas US$ 1.820 per ounce.

Kekhawatiran seputar kesehatan perbankan Eropa membuat investor membuang aset-aset yang berisiko tinggi seperti emas dan memburu investasi yang aman, seperti emas dan juga surat berharga pemerintah AS.

Masalah Eropa dan juga data ekonomi AS yang negatif sebelumnya telah membuat bursa Wall Street dilanda aksi jual besar-besaran, dengan indeks Dow Jones merosot lebih dari 400 poin. Namun harga emas justru melambung dan rekor baru, meski level US$ 2.000 per ounce diyakini belum akan tertembus.

Pada perdagangan Kamis (18/8/2011), harga emas di pasar spot naik hingga 2,1% menjadi US$ 1.825,60, setelah sempat menembus rekor baru di US$ 1.828,50 per ounce. Dengan demikian, harga emas sudah melonjak hingga 10% dalam 2 pekan, sekaligus menjadi performa 2 pekan terbaik sejak medio Februari 2009.

"Kami menahan emas karena kami percaya inflasi akan menjadi bagian dari solusi untuk diselesaikan dari masalah-masalah di dunia," ujar Axel Merk, manajer portofolio Merk Funds seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/8/2011).

"Kita secara potensial memasuki periode stagflasi," ujar Merk yang mengaju pada kondisi tingginya inflasi namun pertumbuhan ekonomi stagnan dan pengangguran tinggi.

Namun kekhawatiran seputar resesi malah membuat harga minyak mentah dunia merosot tajam hingga hampir 4%. Resesi dikhawatirkan bisa menggerus permintaan energi dunia.

Kontrak utama untuk minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman September tercatat merosot hingga US$ 3,84 dolar menjadi US$ 83,74 per barel. Minyak Brent pengiriman Oktober merosot hingga US$ 2,85 menjadi US$ 107,75 per barel.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar