Jumat, 19 Agustus 2011

Risk Aversion Meningkat, Rupiah Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (19/8) ditutup melemah 5 poin (0,05%) ke level 8.553/8.563 per dolar AS dari posisi kemarin 8.548/8.558.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh semakin tingginya intensitas risk aversion (penghindaran risiko) setelah pasar khawatir atas perlambatan ekonomi global.

Karena itu menurutnya, rupiah sedikit melemah meskipun pergerakannya secara umum tidak ke mana-mana. "Sepanjang perdagangan rupiah sempat mencapai level terlemahnya 8.562 dan 8.548 sebagai terkuatnya dari level pembukaan 8.553 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (19/8).

Lebih jauh Christian menjelaskan, kondisi itu dipicu oleh rilis data indeks manufaktur AS yang negatif. Angkanya anjlok ke level terendah sejak 2009. Indeks Manufaktur kawasan Philadelpia turun jadi -30,7 dari sebelumnya 3,2.

Pada saat yang sama, lanjutnya, laporan tingkat pengangguran dari sisi tunjangan mingguan juga negatif. "Angkanya merangkak naik ke 408 ribu dari sebelumnya 399 ribu," imbuhnya.

Di sisi lain, laporan penjualan rumah AS juga terindikasi masih berada di area buttom-nya. Penjualan rumah anjlok ke 4,67 juta unit dari sebelumnya 4,84 juta unit. "Karena itu, akhir pekan ini, ketegangan para investor meningkat," tandasnya.

Dari Eropa, menurut Christian, problem penularan utang Eropa juga masih cukup tinggi. "Sebab, para pembuat kebijakan Eropa belum menunjukkan progres untuk meratifikasi hasil kesepakatan pada pertemuan Brussel sebelumnya," ucapnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS naik 0,04% ke level 74,34 dari sebelumnya 74,17. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4329 dari sebelumnya US$1,4424 per euro," imbuh Christian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar