Selasa, 02 Agustus 2011

INCO membukukan laba bersih US$ 238,1 juta di semester I-2011

INCO membukukan laba bersih US$ 238,1 juta di semester I-2011
JAKARTA. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) meraup laba bersih senilai US$ 238,1 juta di semester I-2011. Angka tersebut lebih tinggi 9% dari perolehan laba bersih tahun lalu yang sebesar US$ 218,8 juta. Laba bersih meningkat seiring dengan pertumbuhan penjualan serta volume produksi.

Penjualan INCO juga meningkat dari US$ 619,19 juta di semester satu 2010 menjadi US$ 715,38 juta di 2011. Hal ini membuat laba kotor INCO terkerek jadi US$ 347,69 juta.

Pada paruh pertama 2011 INCO membukukan total penjualan 19.438 metrik ton, naik dibanding penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 15.689 metrik ton. Namun realisasi harga rata-rata nikel dalam matte turun dari US$ 20,246 per metrik ton di 2010 menjadi US$ 19,895 per metrik ton selama paruh pertama 2011.

Meski mencatat pertumbuhan kinerja, produksi INCO di semester satu 2011 masih di bawah target. Penyebabnya adalah bencana gempa dan badai petir yang melanda Sorowako di kuartal satu lalu. "Akibatnya, sambungan listrik dan beberapa fasilitas jadi rusak dan menyebabkan penghentian produksi sementara," kata Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara.

Produksi INCO di kuartal satu 2011 hanya 16.501 metrik ton, turun sekitar 8% dari produksi di kuartal empat 2010. "Karena gempa itu, volume produksi masih sedikit di bawah target yang kami tetapkan," lanjut Tony Wenas, Direktur Utama INCO.

Meski begitu, kenaikan harga pokok penjualan membantu kinerja anak usaha Vale ini. Total harga pokok penjualan INCO di triwulan kedua meningkat menjadi US$ 212,4 juta dari US$ 155,3 juta pada triwulan I 2011.

Peningkatan harga pokok penjualan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya diesel dan bahan bakar. Selain itu, biaya tenaga kerja serta biaya layanan dan kontrak untuk aktivitas tambahan di pabrik pengolahan dan fasilitas hidroelektrik terkait gempa juga meningkat.

INCO menganggarkan dana US$ 232 juta untuk pengeluaran modal di 2011. Dana ini akan digunakan untuk menggenjot produksi tahunan hingga mencapai 90.000 metrik ton di 2015 nanti.

Untuk mencapai target tersebut, INCO sudah menyiapkan beberapa inisiatif. Di antaranya adalah proyek fasilitas baru di Bahodopi dan proyek optimisasi produksi fase 1. Dalam proyek ini, INCO akan melakukan pembangunan kembali dan pemutakhiran salah satu tanur elektrik milik perseroan ini.

INCO juga sedang dalam proses penyelesaian kajian kelayakan untuk mencapai produksi sebesar 120.000 metrik ton dalam beberapa tahun mendatang. Kajian ini dilakukan berdasarkan konstruksi lini pengolahan tambahan di Sorowako dan proyek Bahodopi. Selain itu, mulai beroperasinya PLTA Karebbe memungkinkan perseroan ini mencapai target tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar