Selasa, 02 Agustus 2011

KAEF menunda kerjasama dengan perusahaan Jepang

KAEF menunda kerjasama dengan perusahaan Jepang
JAKARTA. Rencana PT Kimia Farma Tbk (KAEF) bekerjasama dengan perusahaan Jepang dalam pembuatan bioplastik harus tertunda. Perusahaan farmasi ini belum bisa memastikan kapan proyek pengembangan biji jarak ini bisa terlaksana.

Penundaan ini terjadi akibat bencana tsunami yang melanda Jepang di awal tahun. "Bencana Tsunami ternyata sangat berdampak sehingga proses kerjasama tertunda," kata Sjamsul Arifin, Direktur Utama KAEF beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sebenarnya KAEF sudah mendatangani nota kesepahaman dengan dua perusahaan asal Negeri Sakura tersebut, yakni Toray dan BGL dalam pengembangan dan pengolahan biji jarak. Namun belum ada keputusan mengenai nilai investasinya.

Tahun ini sejatinya perusahaan-perusahaan Jepang tersebut akan melakukan studi kelayakan untuk membangun pabrik sebacic acid. Ini adalah zat kimia yang diolah dari minyak jarak. Bahan kimia ini kemudian bisa diolah menjadi bioplastik.

Rencananya pabrik sebacic acid tersebut akan dibangun di Kalimantan atau Nusa Tenggara. Bahkan Sjamsul sebelum ini sempat mengutarakan KAEF tengah mencari lahan untuk pabrik tersebut di Kalimantan atau Lombok, Sumbawa dan Sumba.

Namun bencana tsunami ternyata berdampak pada rencana investasi dua perusahaan Jepang tersebut. "Belum tahu kapan akan mulai lagi, jadi proyek ini ditunda dulu," papar Sjamsul.

Dengan mandeknya proyek ini, KAEF kini fokus pada tiga proyek lainnya. Ketiga proyek tersebut adalah kerjasama dengan perusahaan China Tian Jin King York, penambahan kepemilikan di PT Sinkona Indonesia Lestari dan kerjasama dengan Averroes, perusahaan asal Malaysia.

Bersama Tian Jin King York, KAEF akan membuat joint venture. Nantinya dua perusahaan ini akan membangun pabrik di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar