Selasa, 02 Agustus 2011

Investor Lokal Ambil Untung, IHSG Terkoreksi 15 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 15 poin akibat aksi ambil untung yang dilakukan investor lokal. Dana asing masih mengalir masuk bursa, nilainya mendekati Rp 700 miliar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di posisi Rp 8.470 per dolar AS sama seperti penutupan perdagangan kemarin.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 5,782 poin (0,14%) ke level 4.187,659 terseret arus pelemahan bursa-bursa Asia akibat koreksi yang terjadi di Wall Street semalam. Posisi IHSG juga sudah terlalu tinggi.

Posisi IHSG yang sudah terlalu overbought itu merangsang investor lakukan aksi ambil untung dan sempat jatuh ke posisi terendahnya di 4.172,794. Namun, kinerja emiten yang positif mampu membuat indeks kembali ke zona hijau.

Aksi beli selektif di saham-saham berbasis konsumer dan infrastruktur membawa IHSG ke level 4.195,724 yang merupakan intraday tertingginya sepanjang masa. Rekor intraday tertinggi sebelumnya diraih pada perdagangan kemarin di level 4.193,556.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun tipis 13,200 poin (0,31%) ke level 4.180,241. Maraknya profit taking akhirnya membuat IHSG kembali ke zona merah.

Menutup perdagangan, Selasa (2/8/2011), IHSG terkoreksi 15,595 poin (0,37%) ke level 4.177,846. Sementara Indeks LQ 45 turun 1,866 poin (0,25%) ke level 740,636.

Aksi ambil untung dilakukan oleh banyak investor lokal. Pemodal asing justru melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 687,995 miliar di seluruh pasar.

Satu-satunya indeks sektoral yang bisa menguat hanya infrastruktur. Sedangkan sisanya terkena koreksi di zona merah akibat aksi ambil untung.

IHSG pun gagal mempertahankan rekor tertingginya sehingga gagal mencetak rekor baru. Sementara ini, rekor tertinggi IHSG masih berada di level 4.193,441 setelah menanjak 62,641 poin (1,51%).

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 156.613 kali pada volume 8,491 miliar lembar saham senilai Rp 6,568 triliun. Sebanyak 104 saham naik, 170 saham turun, dan 78 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia belum mampu keluar dari jeratan jaring negatif. Pertumbuhan manufaktur Amerika yang melambat diperkirakan akan mendorong turunnya ekspor Asia.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 24,52 poin (0,91%) ke level 2.679,26.
  • Indeks Hang Seng anjlok 241,91 poin (1,07%) ke level 22.421,46.
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 120,42 poin (1,21%) ke level 9.844,59.
  • Indeks Straits Times terpangkas 38,45 poin (1,20%) ke level 3.176,82.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Schering Plough (SCPI) naik Rp 5.500 ke Rp 35.500, Century Textile (CNTX) naik Rp 1.150 ke Rp 5.750, dan Multi Breeder (MBAI) naik Rp 1.050 ke Rp 31.500, dan Lionmesh (LMSH) naik Rp 1.000 ke Rp 6.200

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 3.000 ke Rp 124.500, United Tractor (UNTR) turun Rp 1.050 ke Rp 26.500, Mayora (MYOR) turun Rp 800 ke Rp 15.600, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 550 ke Rp 5.600.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar