Jumat, 12 Agustus 2011

Kecemasan Baru Pasar: Finlandia

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (12/8) diprediksi konsolidasi cenderung menguat. Ekspektasi pelemahan ekonomi AS dan kenaikan biaya jaminan default di Eropa jadi pemicunya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, rupiah masih konsolidasi tapi cenderung menguat. Selain karena faktor ekspektasi pelemahan ekonomi AS, juga karena faktor indikasi kenaikan biaya jaminan default di negara-negara Eropa.

Kondisi itu, lanjutnya, terjadi seiring kekhawatiran pasar atas penyebaran krisis di kawasan itu. "Rupiah cenderung menguat dan akan bergerak dalam kisaran 8.525 dan level atasnya terbatas di level 8.560 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Kondisi Eropa, lanjut Christian, hampir tidak berimbas negatif ke rupiah kecuali ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebab, Indonesia tidak memegang eksposur ke negara-negara di Eropa yang sedang bermasalah. "Di antaranya, level biaya jaminan default Perancis dilihat pasar bakal mengejar 5% seperti Italia dan Spanyol," paparnya.

Selain Perancis, lanjutnya, pasar juga mengkhawatirkan Finlandia yang biaya jaminan default-nya terus merangkak naik ke level 4,8% dari 3,2%. "Kondisi Eropa akan terus seperti ini sehingga ketegangan pasar semakin meningkat," tandasnya.

Kecuali, menurut Christian, jika Eropa meningkatkan kapasitas pinjaman, The European Financial Stability Facility (EFSF) dari level 400 miliar euro saat ini. "Padahal angka itu dinilai pasar masih sangat kurang untuk memberikan kenyamanan bagi pasar pasar," ungkapnya.

Dia menegaskan, untuk Spanyol dan Italia saja, membutuhkan hingga 1 triliun euro. Jadi, meski hingga saat ini Eeropean Central Bank (ECB) terus membeli obligasi Italia dan Spanyol, tidak cukup. "Apalagi, Finlandia jadi calon kecemasan baru pasar," tuturnya.

Sebab, seperti Perancis, perbankan Finlandia juga memiliki eksposur yang besar pada aset-aset beracun. "Jadi, untuk jangka pendek, perbankan Eropa mengalami ancaman likuiditas. Karena itu, bantuan dari ECB belum cukup untuk mengatasinya," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (11/8) ditutup melemah 24 poin (0,28%) ke level 8.544/8.554 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar