Jumat, 12 Agustus 2011

Emas Murni, Kian Diburu Kian Langka

Jakarta - Puluhan orang rela antre di PT Aneka Tambang Tbk hanya untuk membeli butiran-butiran logam berharga emas. Tak hanya di Indonesia, perburuan investor terhadap emas juga terjadi di banyak negara.

Termasuk juga di Amerika Serika, dimana orang-orang sampai tidak ada yang mau menjual emasnya karena ekspektasi harganya akan terus naik. Mariabi Peenya yang Membagi- bagikan selembaran di sudut 47th Street and Fifth Avenue di Diamond District di New York sampai kesulitan menemukan orang yang lewat yang ingin menjualkan emas mereka untuk uang tunai.

Di Mexico City, Paulino Luna mengatakan, jumlah pelanggan yang datang ke tokonya di sebuah banguan era kolonial, dimana ia berinvestasi emas selama 25 tahun, sangat sedikit. Dan di Chennai, India, Daman Prakash Rathod yang biasanya menemukan banyak dealer emas lokal kini semakin sedikit.

Di berbagai belahan dunia, harga emas yang sudah naik hingga 20% sejak Juni gagal memikat banyak orang untuk menjual emas mereka, pusaka dan perhiasan keluarga seperti yang terjadi ketika krisis keuangan tahun 2008.

Keberhasilan besar industri 'tunai untuk emas' selama tiga tahun terakhir, membuat orang terus menjual emas mereka, sehingga semakin sedikit orang yang memiliki 'emas lama'.

Siapapun yang 'mencairkan' emas ketika harganya melonjak pada tahun 2008 berarti telah melewatkan masa-masa lonjakan harga yang sudah mencapai dua kali lipat. Bahkan dengan janji Bank Sentral AS yang akan menahan suku bunga rendahnya dalam 2 tahun, maka reli harga emas tidak memiliki tanda-tanda melambat. Namun sepertinya orang-orang yang masih memiliki emas kemungkinan menahannya untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi.

"Ini tidak seperti pada tahun 2008. Entah orang menunggu sampai harganya mencapai $US 2000, atau mereka sudah kehabisan," kata Peenya sambil berlalu di jalanan di New York sembari menjanjikan harganya lah yang paling bagus, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/8/2011).

Di Indonesia, aksi perburuan terhadap logam berharga ini juga cukup tinggi. Direktur Utama Antam Alwinsyah Loebis bahkan mengungkapkan, banyak orang mengantre beli emas meski kemarin harganya melonjak tajam. Pada pemantauan penjualan emas di Logam Mulia --unit usaha perseroan khusus jual beli emas-- terlihat 200 orang mengantre untuk beli emas.

"Masyarakat kita itu kaya juga ya. Kemarin (Rabu, 10/8/2011) ada 200 orang yang antre. Kita senang tapi sulit melayani permintaan yang besar," ungkap Alwin kepada wartawan di Senayan, Jakarta, Kamis (11/8/2011) malam.

Namun diakuinya, tingginya harga emas seiring dengan terus naiknya harga, tidak disertai dengan tambahan pasokan. Pasokan dari tambang-tambang emas Antam juga diakuinya tidak bertambah dengan signifikan.

"Suplai juta segitu-gitu saja. Dan itu juga yang terjadi di dunia. Dari sisi penjualan kami di semester I sebenarnya sudah naik 6%, kita sudah usaha termasuk produksi (emas) di Cibaliung dan disupplai dari penambang lain," kata Alwin.

Sebagai catatan, target produksi emas perseroan 2011 mencapai 3.025 kg, dimana 1.241 kg (41%) terealisasi hingga semester I ini. Sementara penjualan dicanangkan mencapai 5.820 kg hingga Desember, dengan realisasi 3.611 kg (61%) di semester I.

Harga emas sendiri kemarin akhirnya ditutup turun tipis, setelah sempat menembus rekor tertingginya di US$ 1.800 per ounce. Pada perdagangan Kamis (11/8/2011), harga emas di pasar spot bertahan di level US$ 1.765,99. Rekor tertinggi harga emas adalah di US$ 1.813,79 per ounce. Selama sepekan, harga emas sudah naik hingga 6,2%, sekaligus menjadi pekan terbaik sejak Januari 2009.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar