Jumat, 12 Agustus 2011

Menteri: "Sulit Bagi BUMN IPO Tahun Ini"

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengaku sulit untuk kembali menggelar initial public offering (IPO) perusahaan BUMN pada tahun ini.

"Untuk 2011 kita realistis kelihatannya sulit. Bukan berarti kita tidak senang, saya sangat eager (ingin) untuk IPO lagi, oleh karenanya mulai 2012 sudah mulai ada lagi," ujar Mustafa usai acara buka puasa bersama di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (11/8) malam.

Ia melanjutkan, beberapa perusahaan pelat merah yang diperkirakan akan menggelar IPO antara lain Semen Baturaja dan salah anak perusahaan PT Krakatau Steel Tbk pada 2012. Selain itu, perusahaan pelat merah yang sudah terprivatisasi namun belum sampai 40%, diharapkan untuk kembali melepas sahamnya.

"Mulai dari Baturaja, mungkin katakanlah anak dari Krakatau Steel. Kemudian yang right issue seperti Bank BTN yang belum penuh silahkan pakai sampai 40 persen, nah seperti itu. Yang belum 40 persen yang sudah IPO itu juga banyak, mereka me-right issue kan lagi kalau bisa sampai 40 persen dengan harapan selain mendapat dana murah itu juga mendapat diskon pajak," paparnya.

Sementara untuk penjamin emisi (underwriter) IPO, ia menyatakan, masih akan tetap menggunakan underwriter yang berada di bawah bendera BUMN dengan dalih cukup berkualitas. "Masih. Kalau mereka itu kelihatannya dari segi itu, masih qualified (berkualitas) walaupun ada kesulitan keuangan misalnya sekarang," ujar Mustafa.

Sebagai informasi, pada saat IPO Garuda digelar, 3 sekuritas BUMN menjadi penjamin emisinya yaitu Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities. Ketiganya menyerap 47% atau setara dengan 3,01 miliar saham senilai Rp1,04 triliun IPO saham Garuda.

Menurutnya, besarnya 'tanggungan' yang dilakukan penjamin emisi merupakan bagian dari konsekuensi saat IPO digelar. "Ya ada kesulitan kan, itu biasa dalam bisnis. Ada yang berhasil ada yang tidak, itu biasa. Sebagai underwriter atau sebagai penjamin emisi," ujarnya.

Terkait dengan kondisi Bahana sendiri, ia mengungkapkan, tengah ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). "Sekarang kita minta PT PPA untuk menyehatkan Bahana. Bahana seperti kita tahu dilamar juga oleh Bank BNI. Tapi yang lebih dekat kepada kebutuhan adalah PPA. Kami beri kesempatan PPA tapi belum tahu berapa yang kami harus injeksi ke situ," pungkasnya. [cms]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar