Jumat, 12 Agustus 2011

Valuta andalan jadi tempat investasi aman

Valuta andalan jadi tempat investasi aman
JAKARTA. Di saat arah pasar belum menentu, kebutuhan terhadap aset lindung nilai alias safe haven masih tinggi. Tidak heran jika harga emas, yang selama ini dikenal sebagai safe haven andalan, terus terbang tinggi. Harga emas, Kamis (11/8) dinihari WIB, sudah mencapai US$ 1.800 per ons troi.
Di kelompok komoditas, posisi emas sebagai safe haven memang tidak tergoyahkan. Namun di kelompok valuta, posisi sebagai aset paling aman mulai bergeser dari dollar Amerika Serikat (AS) ke Swiss franc dan yen Jepang.

Pamor dollar AS makin jatuh setelah Standard & Poor\'s menggunting peringkat surat utang terbitan Negeri Paman Sam, akhir pekan lalu. Penurunan peringkat utang AS ini mengguncang bursa saham di seluruh dunia. "Franc Swiss dan yen Jepang adalah calon kuat pengganti dollar AS saat ini," ujar Apressyanti Senthaury, Analis Tresuri Bank BNI, Kamis (11/8).

Branko Windoe, Kepala Tresuri Bank Central Asia (BCA), menyatakan pendapat senada. Seiring outlook ekonomi Negeri Paman Sam yang suram, the greenback mulai kehilangan pamor. "Saat ini minat investor lebih tertuju ke Swiss franc," ujar Branko.

Pasangan (pairing) CHF/USD menembus level tertingginya, yaitu 1,3872 pada 9 Agustus lalu, kendati kemudian berangsur luruh dan berhenti di posisi 1,3527, kemarin. Saat yang sama, pasangan JPY/USD menembus posisi tertingginya di level 0,013072.

Apressyanti menilai, yen lebih menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang ketimbang Swiss franc. Alasan Apressyanti, Negeri Matahari Terbit sudah terbukti mampu mengatasi berbagai faktor dari dalam maupun luar negeri yang bisa menekan pasar.

Ia memprediksi, pasangan USD/JPY bisa terus melaju ke posisi 82-76. "Neraca pembayaran Jepang bagus, berkebalikan dengan AS yang double deficit," imbuh Rachmat Wibisono, Head of Derivative Bank Rakyat Indonesia (BRI). Daya tarik yen yang lain adalah valuta itu banyak digunakan dalam transaksi perdagangan internasional.

Branko merekomendasikan Swiss franc sebagai alternatif safe haven melihat rekam jejak valuta ini yang relatif kebal sentimen negatif di pasar. Kondisi politik Swiss yang stabil meningkatkan daya tarik Swiss franc.

Ketika kepanikan pasar global memuncak pekan lalu, bank sentral Jepang maupun Swiss serta merta turun ke pasar mengerem penguatan mata uangnya akibat serbuan investor. Swiss bahkan memangkas bunga acuannya untuk menurunkan animo pasar. Namun, ini tidak cukup efektif karena investor terus menyerbu mata uang ini.

Yuan menguat

Mata uang China, yakni yuan, Kamis kemarin, juga memecahkan rekor penguatan terhadap dollar AS untuk pertamakalinya dalam 17 tahun terakhir. Pairing USD/CNY anjlok ke posisi terendah yakni 6,3962.

Ini adalah catatan bersejarah mengingat selama ini China tidak mau membiarkan mata uangnya menguat demi menjaga kestabilan neraca pembayarannya. Intervensi China itu yang menjadi pangkal ketegangan Beijing-Washington, dua tahun terakhir.

Dana Moneter Internasional (IMF), Juli lalu melontarkan pendapat, penguatan yuan dapat membantu menstabilkan ekonomi global. "Pertumbuhan ekonomi yang kuat serta ekspor yang tinggi mengerek kepercayaan investor untuk membeli yuan di situasi terkini," kata Banny Lam, ekonom CCB International Securities, di Hong Kong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar