Jumat, 12 Agustus 2011

Menu Sesi 2: Saham Bank & Tambang

INILAH.COM, Jakarta - Penguatan IHSG diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Saham tambang dan perbankan masih bisa jadi pilihan menarik.

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (12/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 34,27 poin (0,89%) ke level 3.903,634. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 5,65 poin (0,82%) ke angka 691,941.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,822 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,707 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp2,444 triliun di pasar reguler dan total Rp2,590 triliun dan frekuensi 82.847 kali. Sebanyak 209 saham menguat, sedangkan 36 saham melemah dan 51 saham stagnan.
Penguatan indeks, juga diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp123,7 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp930,9 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp807,2 miliar.
Semua sektor saham, kompak mendukung penguatan indeks. Sektor perkebunan memimpin kenaikan 1,83%, disusul properti 1,58%, industri dasar 1,17%, keuangan 1,13%, pertambangan 1,04%, aneka industri dan manufaktur masing-masing 1%, konsumsi 0,90%, perdagangan 0,71% dan infrastruktur 0,42%.
Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan, pergerakan indeks domestik hingga penutupan sore nanti akan menguat. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.850 dan 3.960 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (12/8).

Penguatan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh positifnya pergerakan bursa regional setelah Dow Jones ditutup naik 423,37poin (3,95%) ke level 11.143,30. “Dow mendapat topangan dari klaim untuk pembayaran pengangguran di AS yang tak terduga turun minggu lalu ke level terendah empat bulan,” ujar Praska.

Untuk pertama kalinya, imbuh Praska, aplikasi untuk tunjangan pengangguran turun 7.000 dalam pekan yang berakhir 6 Agustus 2011 ke angka 395.000. Perusahaan telah memperlambat laju pemecatan tahun ini karena mereka enggan untuk meningkatkan perekrutan, yang terus membebani belanja konsumen.

Di sisi lain, ditambahkan Praska, kerontokan bursa Dow Jones sebelumnya, lebih dipicu oleh kekhawatiran pasar atas isu down grade peringkat utang Perancis dari triple-A (AAA)-nya. “Kenyataannya, ketiga lembaga pemeringkat (Standard & Poor’s Rating Service, Fitch Rating dan Moody’s Investor Service) masih mempertahankan rating Perancis di level AAA,” papar Praska.

Tapi, dia menggarisbawahi, penguatan IHSG tidak akan seagresif penguatan bursa AS semalam. Menurutnya, meski dipengaruhi bursa luar, tapi sentimennya masih kurang kuat. Sebab, sejak awal pekan, investor asing masih mencatatkan net sell di bursa Indonesia. Baru Jumat (12/8) ini asing mencatatkan net buy mencapai Rp100 miliar hingga pukul 10.50 WIB. “Apalagi, penguatan bursa regional Asia pun tidak terlalu signifikan. Paling-paling hanya 1%,” ungkapnya.

Adapun sektor saham yang jadi penggerak utama indeks hari ini adalah sektor pertambangan dan saham-saham yang terkait dengan sektor ini. “Sebab, rilis kinerja keuangan di sektor ini dilaporkan naik pada semester I/2011,” ujarnya.

Di antaranya PT Antam (ANTM) yang mencatatkan laba bersih naik 32% dibandingkan tahun lalu pada peride yang sama. Begitu juga dengan PT Indo Tambang Raya (ITMG) yang laba bersihnya naik 52,86%. “Jadi, pasar berekspektasi, kinerja keuangan emiten di sektor ini akan positif,” ujarnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Borneo Lumbung Energi (BORN), PT Tambang Bukit Asam (PTBA), PT Bumi Resources (BUMI), PT Hexindo Adiperkasa (HEXA) dan PT United Tractors (UNTR).

“Saya rekomendasikan buy and hold untuk saham-saham perbankan dan trading buy untuk saham-saham pertambangan batu bara karena pergerakan bursa global sebenarnya masih belum pasti. Kenaikan ini hanya anomali dalam ketidakpastian itu,” imbuh Praska. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar