Senin, 27 Juni 2011

IHSG 'Kritis' Tapi Tetap Atraktif!

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Astronacci Market Timing View menunjukkan, untuk periode 27 Juni - 1 Juli 2011, IHSG berada dalam fase kritis. Tapi, indeks tetap atraktif dilihat dari Fibonacci dan Momentum harga.

Presiden dan pendiri PT Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) berada dalam fase kristis tapi tetap atraktif berdasarkan Astronacci Market Timing View periode 27 Juni - 1 Juli 2011. Menurutnya, pekan ini merupakan momentum penting dan masuk dalam Critical Time.

IHSG, lanjutnya, akan bergerak volatile selama rentang Senin (27/6) hingga Jumat (1/7) dengan kecenderungan bullish 60%, sideways 30% dan bearish 10%. “Dengan kata lain, lebih besar peluang untuk membuat rekor baru dengan target 3.918 dan 3.977 berdasarkan Fibonacci Golden Ratio,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (27/6).

Dalam pekan ini, lebih jauh Gema mengatakan, jika terjadi koreksi di antara tanggal tersebut maksimum koreksi terjadi selama 4 hari dengan range penurunan maksimum hingga 3.736 dan akan rebound kembali. “Namun, bagaimapun investor tetap harus waspada dengan gerhana matahari yang akan terjadi 1 Juli nanti,” ucap Gema mewanti-wanti.

Menurutnya, saat harga terus naik hingga mendekati hari H (gerhana matahari), persiapkan untuk cash out. “Dan sebaliknya, jika menjelang gerhana IHSG sudah terkoreksi, reversal yang akan terjadi adalah pembalikan arah ke atas,” tandasnya.

Semua itu didasarkan pada event penting Astrology. Salah satunya, Sun berada pada Cancer dan Moon memasuki Taurus pada 26 Juni 2011. Lalu, Sun beroposisi dengan Pluto (Geocentric) pada 29 Juni 2011. Sedangkan New Moon beserta Gerhana Matahari terjadi pada 1 Juli 2011.

Impactnya pada market menurut Gema adalah volatilitas akan meningkat dan relatif tinggi pada 27-1 Juli 2011. Lalu, sideways dan koreksi yang terjadi sejak 20 Mei 2011 berpeluang berakhir dan diikuti rally IHSG untuk mencetak level rekor barunya akibat hubungan pertemuan Sun dan Pluto pada asepct opposition (180 Derajat) yang diartikan sebagai akhir dari sebuah tren yang lama.

Kemudian, Gerhana Matahari pada 1 Juli 2011 (Moon and Sun pada Cancer) memiliki pengaruh kecil pada pembentukan puncak/peak sehingga lebih besar peluang pembentukan support baru melalui koreksi sehat sebelumnya. “Perlu diingat, jika ternyata harga belum koreksi dan terus melaju hingga 1 Juli, short term traders harus melakukan cashout sementara karena bisa jadi koreksi dimulai saat itu,” tandasnya.

Cash out, ditegaskan Gema bisa juga dilakukan pada saham-saham yang sudah naik hinga lebih dari 6% dan memuncak pada 1 Juli nanti, dapat dilakukan profit taking terlebih dahulu.

Sementara itu, secara Fibonacci dan momentum harga, menurutnya, ditemukan beberapa alasan mengapa IHSG cenderung positif. Walaupun IHSG berpeluang mengalami koreksi kecil, keseluruhan investor tidak perlu panik. “Setelah terbentuk ABC corrective wave sejak 20 Mei 2011 hingga 17 Juni 2011, terlihat bahwa koreksi yang terjadi sudah akan selesai setelah dilewatinya level 3.760 pekan lalu,” timpalnya.

Dia yakin, jika terjadi pullback dalam pekan ini, itu adalah sebuah ‘ancang-ancang atau kuda-kuda’ untuk melompat lebih jauh dan koreksi itu pun akan cenderung terhenti pada level 3.736-3.760 berlangsung selama 4 hari.

“Secara probabilitas, 70% mencatat new high dan selebihnya kembali sideways atau mungkin bearish,” tandasnya. Tentunya, sebagai investor, akan mengacu pada probabilitas yang lebih besar.

Dia mengemukakan, beberapa alasan secara mid-term IHSG masih bullish. Salah satunya, weekly momentum baru saja memperlihatkan bullish reversal signal melalui sebuah golden cross. Lalu, weekly price masih berada di atas 34 hari Moving Average; daily price pattern masih membentuk higher peak and trough; dan setelah ABC Corrective wave biasanya akan diikuti dengan New High. “Terlebih saat ini IHSG ditutup di atas retracement kritikal 78,6% yakni 3.836,” ungkap Gema.

Dalam situasi ini, Gema menyarankan strategi buy on weakness jika koreksi indeks terjadi. Menurutnya, IHSG akan membentuk higher trough atau bahkan berpeluang membentuk inverted head and shoulder (sebuah formasi yang akan menghasilkan trend bullish).

Saham-saham pilihannya di sektor perbankan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp7.200, PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target Rp7.800, PT Bank Tabungan Negara (BBTN) Rp1.750 dan PT Bank Jabar Banten (BJBR) dengan target harga Rp1.350.

Di sektor konsumsi, PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan target price Rp6.000, PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Rp5.300, PT Unilever Indonesia (UNVR) Rp16,000 dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) Rp2.100. Saham pilihannya yang adalah PT Media Nusantara Citra (MNCN) Rp1.020), EKAD Rp800, JTPE Rp1.650-1.700, PT Gajah Tunggal (GJTL) Rp3.400) dan PT Bakrieland Development (ELTY) Rp160.

Bagiamana dengan saham-saham Plantation dan Batubara? Menurutnya, group ini akan mengalami konsolidasi selama 2 (dua) pekan ke depan dan bergerak dalam range 5-8%. “Jika anda memiliki saham favorite bluechip lainnya di luar 2 sektor ini, akan cukup menarik dibeli jika mengalami koresi dalam minggu-minggu ini,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar