Senin, 27 Juni 2011

Tekanan Jual Makin Kuat, IHSG Jatuh 35 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena tekanan jual yang semakin marak terjadi sehingga ditutup jatuh 35 poin. Situasi ekonomi dunia yang penuh risiko dipicu krisis utang Yunani membuat investor enggan masuk.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di 8.628 per dolar AS dibandingjkan penutupan kemarin di Rp 8.605 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terkoreksi 20,051 poin (0,53%) ke level 3.828,507 terkena imbas pelemahan bursa global akhir pekan lalu akibat krisis utang Yunani yang berkepanjangan.

Zona merah menjadi spot favorit IHSG pada perdagangan hari ini. Sejak dibuka perdagangan, IHSG sama sekali tak mampu menguat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terkoreksi 27,728 poin (0,73%) ke level 3.820,830 akibat tekanan jual investor yang memilih keluar sejenak dari lantai bursa sambil menunggu keputusan penyelesaian krisis utang Yunani.

Suasana perdagangan tak banyak berubah memasuki sesi I. Investor masih enggan masuk dan cenderung melakukan aksi tunggu sampai situasi perekonomian dunia lebih stabil. Indeks jatuh semakin dalam dan sempat ke level 3.806,715.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (27/6/2011), IHSG ditutup jatuh 35,133 poin (0,92%) ke level 3.813,425. Sementara Indeks LQ 45 ditutup anjlok 6,236 poin (0,92%) ke level 675,259.

Tekanan jual melanda saham-saham unggulan, terutama yang berbasis properti dan komoditas tambang serta perkebunan. Seluruh indeks sektoral pun kompak melemah.

Investor asing pagi tadi masih membukukan pembelian bersih, namun di tengah situasi yang penuh risiko seperti ini akhirnya pemodal asing pun memutuskan keluar dan mencatat penjualan bersih (foreign net sell) tipis senilai Rp 69,061 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 84.566 kali pada volume 3,652 miliar lembar saham senilai Rp 2,929 triliun. Sebanyak 72 saham naik, 169 saham turun, dan 90 saham stagnan.

Bursa saham China ditutup menguat di tengah bursa-bursa Asia yang tertekan di zona merah, seiring menurunnya kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter setelah PM Jiabao mengatakan mampu menahan inflasi di bawah 5% tahun ini.

Sementara bursa saham Jepang memimpin pelemahan dengan koreksi cukup dalam, lebih dari 1%. Saham-saham eksportir besar seperti Toyota Motor dan Kyocera tertekan akibat melemahnya euro dan krisis utang Yunani.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 12,02 poin (0,44%) ke level 2.758,23.
  • Indeks Hang Seng melemah 130,18 poin (0,59%) ke level 22.041,77.
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 100,40 poin (1,04%) ke level 9.578,31.
  • Indeks Straits Times turun 17,28 poin (0,56%) ke level 3.049,57.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 1.000 ke Rp 43.000, Merck (MERK) naik Rp 1.000 ke Rp 119.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 900 ke Rp 45.800, dan Mayora (MYOR) naik Rp 300 ke Rp 12.950.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 850 ke Rp 46.200, Astra Internasional (ASII) turun Rp 850 ke Rp 60.050, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 350 ke Rp 15.800, dan Surya Citra (SCMA) turun Rp 250 ke Rp 5.300.

(ang/hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar