Senin, 27 Juni 2011

Saham BUMI Berpotensi ke Rp2.800

INILAH.COM, Jakarta – Laju saham BUMI Senin (27/6) diprediksi melemah seiring peluang koreksi saham-saham di sektor batu bara secara bersamaan. Selain dipengaruhi sentimen market yang bearish juga harga minyak.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, potensi pelemahan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini karena saham-saham batu bara sedang bermasalah karena koreksi harga minyak yang mendekati US$90-an per barel. Pergerakan harga batu bara sangat terkait erat dengan harga minyak. Akibatnya, jika harga minyak turun, saham-saham batu bara pun cenderung turun termasuk saham sejuta umat ini.

Koreksi harga minyak, menurutnya, dipicu oleh kebijakan International Energy Agency (IEA) yang melepaskan 60 juta barel cadangan minyaknya ke pasar. Saham BUMI berpeluang melemah ke bawah level Rp3.000 dengan tutup di kisaran level gap-nya Rp2.800. Level tersebut bisa dicapai dalam satu atau dua pekan. “Untuk pekan ini, saya menyarankan lebih baik menghindari saham-saham batu bara termasuk BUMI,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (24/6) saham BUMI ditutup melemah Rp75 (2,34%) ke level Rp3.125 dari posisi sebelumnya Rp3.200. Harga intraday tertingginya mencapi Rp3.175 dan terendah Rp3.100. Volume transaksi mencapai 67,3 juta unit saham senilai Rp210,7 miliar dan frekuensi 2.649 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah Rp75, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI awal pekan ini?

Berpotensi melemah. Sebab, saham-saham batu bara secara umum sedang bermasalah karena koreksi harga minyak yang mendekati US$90-an per barel. Pergerakan harga batu bara sangat terkait erat dengan harga minyak. Akibatnya, jika harga minyak turun, saham-saham batu bara pun cenderung turun termasuk saham BUMI.

Koreksi harga minyak dipicu oleh keputusan International Energy Agency (IEA) yang melepaskan 60 juta barel cadangan minyaknya ke pasar. Akibatnya, harga minyak turun drastis dari level US$95-an per barel ke level US$90 per barel. Harga minyak pekan ini, berpeluang turun ke bawah US$90 per barel.

Hingga level berapa potensi koreksi harga minyak?

Secara teknikal terlihat gap di level US$86-88 per barel. Karena itu, pekan ini, harga minyak berpeluang melemah ke level-level tersebut.

Akibatnya, semua saham batu bara bakal mengalami tekanan jual?

Ya. Semua saham batu bara pun bakal mengalami tekanan jual. Saham-saham batu bara pekan ini, cenderung melemah tajam bersamaan, PT Bumi Resources (BUMI), PT Adaro Energy (ADRO), PT Indika Energy (INDY), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Harum Energy Indonesia (HRUM), PT United Tractors (UNTR) dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA).

Saham mana yang paling besar potensi koreksinya sangat tergantung pada mana yang paling kuat demand-nya. Hal ini bisa dilihat pada saat market dibuka.

Kalau begitu, saham BUMI sendiri akan bergerak dalam kisaran berapa?

Saham BUMI berpeluang melemah ke bawah level Rp3.000 dengan tutup di kisaran level gap-nya Rp2.800. Level tersebut bisa dicapai dalam satu atau dua pekan. Cepat atau lambat saham BUMI akan melemah ke level tersebut. Tapi, untuk pekan ini, peluang koreksi saham sejuta umat ini masih terbatas di level Rp3.000.

Sementara itu, untuk resistance berada di level Rp3.500. Tapi, tetap saja tekanan jual jauh lebih besar daripada tekanan beli. Apalagi, kondisi market secara umum sedang bearish, karena investor fokus kepada harga minyak setelah IEA melepaskan 60 juta barel cadangan minyaknya itu.

Di sisi lain, Gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke merevisi turun prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) AS dari level 3,1%-3,3% ke level 2,7%-2,9% untuk 2011.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Untuk pekan ini, saya menyarankan lebih baik menghindari saham-saham batu bara termasuk BUMI. Saya tidak merekomendasikan saham batu bara. Saham-saham batu bara sangat berkorelasi positif dengan harga minyak. Untuk trading, semua saham batu bara lebih baik dihindari. Untuk jangka pendek, potensi turunnya lebih besar daripada potensi penguatannya.

Tapi, bagi investor jangka panjang sudah lain cerita. Dalam situasi ini, bahkan lebih baik jangan memegang saham karena market dalam situasi bearish. Jangan melawan market kecuali, saham-saham berfundamental positif dan secara valuasi masih murah, boleh dipegang dan hold. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar