Kamis, 28 Juli 2011

Negosiasi utang AS masih buntu, rupiah tumbang dari level terkuat tujuh tahun

Negosiasi utang AS masih buntu, rupiah tumbang dari level terkuat tujuh tahun
JAKARTA. Rupiah tumbang dari level terkuat tujuh tahun. Pelemahan rupiah disebabkan kebuntuan utang AS yang memicu kekhawatiran bakal melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Hal ini mengurangi permintaan aset emerging market.

Mata uang Garuda melemah 0,3% ke level Rp 8.504 per dollar AS, hingga pukul 11.08 di Jakarta. Kemarin, rupiah menyentuh Rp 8.476 per dollar AS, yang merupakan level terkuatnya sejak Maret 2004.

Penguatan rupiah selama empat hari sebelumnya terhenti setelah indeks MSCI Asia Pacific mengalami kejatuhan terbesar dalam dua pekan. Sentimen negatif terjadi setelah Ketua parlemen AS dari partai Republik John Boehner merevisi rencananya untuk menaikkan batas utang AS, dan mendapat dukungan dari sesama Partai Republik. Sementara, partai demokrat tidak sepakat dengan rencana itu.

Analis mata uang dari Barclays Capital Nick Verdi mengatakan, meningkatnya kekhawatiran terkait kebuntuan negosiasi utang AS menyebabkan sedikit yang berani mengambil risiko. "Ada kegelisahan seiring tenggat waktu kesepakatan utang AS semakin dekat. Pasar tidak yakin akan seperti apa dampak dari penurunan peringkat AS," ujarnya hari ini, di Singapura.

Data pekan lalu menunjukkan, ekspor dari AS naik 42% pada Juni, turun dari pencapaian Mei yang sebesar 45,3%. AS merupakan pembeli ketiga terbesar untuk produk ekspor non minyak Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar