Kamis, 28 Juli 2011

Eropa Kembali Cemas, Rupiah Tiarap

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (28/7) ditutup melemah 10 poin (0,11%) ke level 8.492/8.502 per dolar AS dari posisi kemarin 8.482/8.492.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh kembali munculnya kecemasan terhadap kemampuan Eropa mengatasi krisis utang. Kondisi ini memberikan peluang bagi investor untuk melakukan aksi profit taking baik pada bursa saham maupun rupiah.

Pasalnya, lanjut Firman, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schuble menyatakan, The European Financial Stability Facility (EFSF) tidak akan diberikan kekuasaan penuh untuk membeli obligasi pemerintah di pasar sekunder. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.509 dan 8.490 sebagai level terkuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (28/7).

Artinya, lanjut Firman, jika EFSF ingin membeli obligasi pemerintah di pasar sekunder, harus mendapat persetujuan dari European Central Bank (ECB).
"Yang kemungkinan dapat dana EFSF adalah Yunani, Irlandia, dan Portugal," paparnya. Sebab, menurut Firman, ketiga negara itu sudah mendapatkan bailout.

Hanya saja, imbuh Firman, ada dua negara lain yang dikhawatirkan pasar yakni Italia dan Spanyol. Pasar khawatir, jika dana EFSF tidak bisa digunakan untuk membeli obligasi Italia dan Spanyol sehingga kedua negara ini juga bakal terjebak pada krisis seperti Yunani. "Karena itu, secara perekonomian kedua negara ini lemah," ujarnya.

Tapi, menurutnya, dolar AS tetap melemah terhadap mayoritas mata uang utama. Sebab, pasar masih mencemaskan kesepakatan batas atas utang AS yang akan kembali di-voting malam ini.

Sejauh ini, Pimpinan Kongres dari Partai Republik optimistis proposal yang akan diajukannya bakal disetujui Kongres dan Senat AS. Tapi, Presiden Obama justru mengancam veto kenaikan batas atas utang AS jika proposal tersebut diloloskan.

Karena itu, proposal tersebut juga bakal buntu. "Akibatnya, meski Eropa kembali jadi fokus pasar, dolar AS masih melemah karena belum ada benang merah yang memuaskan Senat, Kongres AS dan pemerintah Obama," ungkap Firman.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama. Indeks dolar AS turun ke 74,028 dari sebelumnya 74,087. Tapi, terhadap euro(mata uang gabungan negara-negara Eropa), dolar AS menguat ke level US$1,4358 dari sebelumnya US$1,4374 per euro," imbuh Firman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar