Kamis, 28 Juli 2011

Sesi Dua, Cermati Saham Lapis Dua

INILAH.COM, Jakarta- Koreksi siang ini diperkirakan berlanjut hingga penutupan. Namun, investor masih bisa buy on support untuk saham–saham lapis dua.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (28/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 35,60 poin (0,85%) ke level 4.138,516. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 8,95 poin (1,21%) ke angka 732,044.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,974 miliar lembar saham, senilai Rp2,618 triliun dan frekuensi 78.184 kali. Sebanyak 90 saham menguat, sedangkan 146 saham melemah dan 86 saham stagnan.
Tapi, pelemahan indeks sesi pertama justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp16,9 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp705,4 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp688,4 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Aneka industri memimpin pelemahan 3,21%, disusul manufaktur 1,22%, keuangan 1,18%, properti 0,90%, industri dasar 0,82%, perkebunan 0,71%, perdagangan 0,62%, infrastruktur 0,36% dan pertambangan 0,02%. Hanya sektor konsumsi yang menguat 0,36%.
Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 4.124 dan resistance 4.212,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (28/7).

Koreksi indeks hari ini, menurut Cece, salah satunya dipicu oleh faktor teknikal yang menunjukkan indeks sudah overbought (jenuh beli). Di sisi lain, bursa global dan regional pun melemah. “Pada saat yang sama, pasar juga masih harap-harap cemas menantikan penyelesaian kemelut batas atas utang AS yang deadline-nya pada 2 Agustus 2011,” ujarnya.

Menurutnya, pasar masih wait and see apakah AS akan mencapai kesepakatan terkait pemangkasan anggaran sebagai syarat kenaikan batas atas utang AS itu. “Jika tidak, credit rating AS bakal di-downgrade dari level AAA saat ini. Karena itu, akan banyak dana-dana sosial yang akan terhenti di negara itu,” ungkap Cece.

Kondisi itu, imbuhnya, akan memicu buruknya kinerja ekonomi AS dan dunia sehingga menjadi tekanan bagi bursa saham global. “Saya sendiri memperkirakan AS akan mencapai kesepakatan di detik-detik terakhir sehingga indeks akan kembali rebound,” paparnya.

Namun demikian, Cece menegaskan, bursa saham Indonesia menjadi bursa terkuat di Asia bahkan dunia. Lihat saja , rata-rata bursa global dan regional melemah di atas 1% hari ini sedangkan IHSG hanya melemah 0,7%. “Sebab, rilis laporan keuangan berbagai emiten untuk kuartal kedua 2011, mayoritas dirilsi positif di atas ekspektasi,” ucapnya.

Kinerja keuangan saham-saham second liner juga oke. Apalagi, dengan kinerja saham-saham bluechips yang naik signifikan. Begitu juga dengan kinerja saham-saham di sektor tambang yang pada kuartal II tak lagi terganggu oleh faktor cuaca seperti yang terjadi pada kuartal I/2011. “Karena itu, pasar domestik tetap masih seksi di mata investor sehingga penurunan akan terbatas dan pada saat naik jauh lebih tinggi,” tuturnya.

Karena itu, ditegaskan Cece koreksi ini sangat wajar sambil menunggu momentum Kongres dan pemerintah Obama menyelesaikan masalah utang AS. Pasar modal Indonesia didukung oleh fundamental yang cukup baik. “Karena itu, jika hanya koreksi ke level 4.020-4.025 merupakan koreksi normal (minor). Apalagi jika bertahan di atas level tersebut,” urai Cece.

Kecuali, lanjutnya, jika tembus support psikologis 4.100. Ini merupakan level bahaya karena memberikan sinyal koreksi mayor yang bisa memicu kerawanan penurunan IHSG lebih dalam. “Selama hari ini masih bertahan di atas 4.100 tren penguatan indeks masih dalam tren bullish,” imbuh Cece.

Dalam situasi ini, Cece merekomendasikan positif saham-saham second liner di sektor infrastruktur, properti dan pertambangan energi. Saham-saham pilihannya adalah PT Citra Marga Nusaphala (CMNP) yang akan right issue, PT Modernland Realty (MDLN), PT Summarecon Agung (SMRA), PT Lippo Karawaci (LPKR) dan PT Energi Mega Persada (ENRG).

Untuk saham-saham bluechip, direkoemendasikan PT Unilever Indonesia (UNVR) yang laba bersihnya signifikan tapi harganya belum naik dan PT Adaro Energy (ADRO) karena baru tembus resistance Rp2.650. “Karena market sedang koreksi, saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut,” imbuh Cece. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar