Senin, 22 Agustus 2011

Aksi Beli ASII Tahan Jatuhnya IHSG

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Awal pekan ini, IHSG terseret ke zona negatif, seiring memburuknya kondisi eksternal. Namun, aksi beli saham ASII menghambat koreksi lebih lanjut.

Pada perdagangan Senin (22/8), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 3,13 poin (0,08%) ke level 3.839,61, dengan intraday terendah di 3.761,02 dan tertinggi di 3.854,19. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 1,37 poin (0,2%) ke level 677,82.

Sempat dibuka menguat tipis 0,12% ke level 3.847, indeks bergegas bergerak turun. Tekanan profit taking membawa indeks ke level 3.775 pada sesi siang, meskipun akhirnya bisa ditutup di level 3.839 karena aksi selective buying.

IHSG terkapar di zona merah awal pekan ini, menyusul memburuknya kondisi bursa regional dan global.

Perdagangan mulai sepi, seiring antisipasi investor terhadap libur panjang Idul Fitri selama 1 pekan mendatang. "Mereka lebih banyak memegang cash dibandingkan portofolio. Hal ini mendorong aksi ambil untung dan berdampak negatif bagi IHSG,” ujar Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah.

Sentimen negatif juga berasal dari ketakutan investor domestik atas isu perlambatan ekonomi global yang mengarah pada resesi, “Pasar masih menantikan langkah dari para pembuat kebijakan yang negaranya sedang dilanda krisis baik dari Eropa maupun AS,” katanya.

IHSG sepekan kemarin terkoreksi akibat penurunan signifikan yang terjadi di akhir pekan, memfaktorkan downgrade Morgan Stanley terhadap bursa-bursa Asia, termasuk Indonesia. Bursa AS dan Eropa juga melemah seiring penolakan Jerman terhadap rencana penerbitan Eurobond.

Investor masih mencermati pertemuan antara Menteri Keuangan Jerman dengan Menteri Keuangan Perancis sebagai lanjutan dari pertemuan Kanselir Jerman dengan Presiden Perancis sebelumnya. Selain kebijakan lanjutan dari Bank Sentral AS The Fed.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4.951 juta lembar saham, senilai Rp 5,058 triliun dan frekuensi 121.791 kali. Sebanyak 123 saham naik, 101 saham turun, dan 81 saham stagnan.

Keluarnya dana asing membawa tekanan pada bursa. Nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp684 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp2,362 triliun dan transaksi beli sebesar Rp1,678 triliun.

Setelah siang tadi sempat memerah semua, beberapa sektor saham berhasil berbalik arah dan menahan koreksi bursa lebih lanjut. Seperti sektor aneka industri yang naik 2,02%, manufaktur 1,6%, konsumer 1,45%, industri dasar 1,2%, perkebunan dan properti 0,7%, serta sektor perdagangan yang naik 0,15%.

Hanya sektor finansial, infrastruktur dan tambang yang masih membebani pergerakan bursa.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 150 menjadi Rp 6.800, Bumi Resources (BUMI) turun Rp 100 menjadi Rp 2.600, BRI (BBRI) turun Rp 50 menjadi Rp 6.350, PGN (PGAS) turun Rp 75 menjadi Rp 3.225, BNI (BBNI) turun Rp 125 menjadi Rp 4.050, BCA (BBCA) turun Rp 250 menjadi Rp 7.750.

Saham otomotif Astra International (ASII) naik Rp 1.650 menjadi Rp 67.750, dan memimpin saham-saham top gainers. Emiten berkapitalisasi pasar terbesar ini juga mendominasi perdagangan, dengan nilai transaksi mencapai Rp404 miliar.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Indofood (INDF) naik Rp 350 menjadi Rp 6.450, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 950 menjadi Rp 53.950, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 250 menjadi Rp 9.050.

Bursa Asia didominasi pelemahan. Indeks Komposit Shanghai turun 18,50 poin (0,73%) ke level 2.515,86, Indeks Nikkei-225 terkoreksi 91,11 poin (1,04%) ke level 8.628,13, indeks Straits Times turun 0,23% ke level 2.727,33 dan indeks Kospi di Seoul melemah 1,96% ke 1.710,7. Hanya indeks Hang Seng yang menguat 86,95 poin (0,45%) ke level 19.486,87.[mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar