Senin, 22 Agustus 2011

ASII pun Dapat Menjadi Pilihan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik memang masih memerah. Namun, saham Astra International (ASII) sebagai emiten berkapitalisasi pasar terbesar dapat menjadi salah satu pilihan prospektif.

Yuganur Wijanarko dari HD Capital mengatakan, kendati IHSG awal pekan ini terpantau melemah, koreksinya diperkirakan tidak separah Jumat kemarin. Apalagi beberapa saham masih melakukan perlawanan. Kondisi ini berbeda dengan penurunan awal Agustus kemarin, “Sehingga potensi market berbalik menguat lagi cepat, sangat tinggi,” ujarnya.

Salah satu emiten yang disarankan adalah PT Astra Internasional (ASII). Hal ini didukung fundamental perseroan yang tidak berubah. Kemudian suku bunga yang tetap dan belum jelas kapan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). “Ini berarti, masih ada prospek untuk pertumbuhan permintaan mobil ke depan,”paparnya.

Menurutnya, secara historis, bila terjadi koreksi besar di ASII dengan volume penjualan asing yang mencapai tertinggi 1 tahun lebih, selalu terjadi technical rebound,”Rekomendasi beli ASII dengan target harga dapat mencapai Rp70.000,” ujarnya.

Senada dengan analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah. Di tengah kondisi pasar yang terkoreksi menjelang libur Lebaran ini, beberapa saham masih menarik. Terutama yang terkiat dengan faktor suku bunga dan sudah turun 5%. Salah satu saham yang disarankan adalah ASII, “Saya rekomendasikan buy on support ASII,” ujarnya.

Saham ASII memang kian mempesona, apalagi setelah laporan penjualan otomotif nasional bulan lalu menunjukkan pertumbuhan. Selama Juli, penjualan kendaraan nasional meningkat 27% menjadi 89.056 unit, angka penjualan bulanan terbesar tahun ini. Sementara, penjualan sejak awal tahun juga naik 14,5% menjadi 506.743 unit.

Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah juga menjagokan saham ASII. Hal ini seiring membaiknya sisi fundamental emiten, didukung pelbagai sisi unit usahanya. “Karena itu, hingga akhir tahun, laba bersih ASII bakal kinclong,” katanya.

Pada perdagangan Senin (22/8) siang ini, ASII berada di level Rp65.850, atau turun Rp250 (0,37%) dari posisi akhir pekan lalu di Rp66.100 per lembarnya. Adapun emiten ini ditransaksikan dengan volume mencapai 3,055 juta, senilai Rp202,46 miliar.

Yuga menambahkan, ASII, sebagai emiten berkapitalisasi pasar terbesar dan memiliki core holding asing ini adalah penggerak utama IHSG untuk menuju 4.160 pada September. Apalagi outlook pendapatan terlalu konservatif dan berpotensi di upgrade.

Secara fundamental, target 12 bulan ASII tertinggi di Rp80.500 dan terendah di Rp45.000, bertahan di median Rp63.000. Ini berarti, potensi ASII kembali ke all time high Rp75.000 sangat mungkin. “Satu bulan ke depan, ASII akan berada di level Rp74.000,” imbuh Yuga.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim juga menilai, hedge fund asing lebih comfortable dengan ASII ketimbang saham-saham ritel. Apalagi sebagai saham konglomerasi, harga saham otomotif ini masih murah.

Irwan memperkirakan, ASII masih berpotensi melesat ke level Rp110 ribu hingga akhir tahun. Sementara dengan asumsi IHSG pada Oktober 2011 mencapai 4.500, maka ASII, yang menjadi salah satu penggeraknya, pada bulan sama akan berada di level Rp100 ribu.

“Pada Oktober 2011, valuasi bisa naik ke level Price to Earnings Ratio (PER) 40-50 kali, dengan target harga Rp100 ribu,” ujarnya dihubungi terpisah. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar