Senin, 22 Agustus 2011

Spanyol Beri Sedikit Ketenangan Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Rupiah berhasil mendarat di area positif setelah IHSG hanya melemah tipis. Pasar sedikit tenang setelah Spanyol berkomitmen untuk mengendalikan defisit anggarannya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, penguatan tipis rupiah hari ini sebenarnya ditopang oleh sedikit stabilnya pergerakan bursa saham global walaupun masih dibayangi oleh resesi baik di AS maupun Uni Eropa. Menurutnya, investor mendapatkan sedikit kelegaan setelah Spanyol Jumat (19/8) memberikan komitmen untuk mengendalikan defisit anggarannya.

Sementara itu, lanjutnya, tadi siang Menteri Keuangan Jerman menyatakan, pasar modal cukup optimistis terhadap euro. "Karena itu, rupiah ditutup di level terkuatnya 8.540 dan 8.552 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (22/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (22/8) ditutup menguat 13 poin (0,15%) ke level 8.540/8.445 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu 8.553/8.563.

Firman melanjutkan yang menjadi fokus pasar saat ini adalah pertemuan Bank Sentral AS The Fed pada akhir pekan. Pasar ingin melihat persepsi bank sentral terhadap ekonomi global. "Terutama bagaimana statemen Gubernur The Fed pascapertemuan FOMC terakhir," imbuhnya.

Tapi, rupiah hari ini menguat lebih karena pergerakan bursa saham yang cukup tenang dan IHSG masih mendarat di teritori negatif. Plaku pasar melakukan adjustment posisi jelang liburan panjang yakni Lebaran 2011. "Tapi, secara teknikal, rupiah masih konsolidasi," ungkapnya.

Hanya saja, selama mata uang RI ini belum sanggup memecahkan 8.565 per dolar AS, sebenarnya cukup bagus. Level tersebut merupakan resistance yang cukup kuat berdasarkan Moving Average (MA) 100. "Secara fundamental, tidak ada berita yang mampu menggerakkan pasar hari ini," paparnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS turun ke level 73,896 dari sebelumnya 74,009. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4412 dari posisi sebelumnya US$1,4395 per euro," imbuh Firman.

Dari bursa saham, Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, pelemahan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 3,13 poin (0,08%) ke level 3.839,616 karena masih mendapat tekanan negatif dari ketakutan pelaku pasar domestik atas isu perlambatan ekonomi global yang mengarah pada resesi di tengah minimnya sentimen positif dalam negeri.

Menurutnya, pasar masih menantikan langkah dari para pembuat kebijakan yang negaranya sedang dilanda krisis baik dari Eropa maupun dari AS. Di sisi lain, lanjutnya, ada beberapa hal yang pekan ini menjadi fokus pasar.

Salah satunya adalah pertemuan antara Menteri Keuangan Jerman dengan Menteri Keuangan Perancis sebagai lanjutan dari pertemuan Kanselir Jerman dengan Presiden Perancis sebelumnya. “Tapi, pasar sudah skeptis pertemuan tersebut bisa menghasilkan sebuah keputusan yang bisa menyejukkan pasar,” ungkapnya.

Sementara itu, dari AS, pasar masih menantikan kebijakan lanjutan dari Bank Sentral AS The Fed. Pasar menanti apakah Gubernur The Fed akan mengeluarkan kebijakan yang menggembirakan pasar atau sebaliknya.

Dari internal, pekan ini merupakan pekan menghadapi libur panjang Lebaran 2011. Pelaku pasar cenderung mengurangi aktivitas transaksi dan menggunakan pola-pola trading jangka pendek. “Karena itu, pelaku pasar jauh lebih banyak yang memegang cash dibandingkan portofolio. Pada akhirnya, mendorong aksi ambil untung dan berdampak negatif bagi IHSG,” ujarnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar