Senin, 04 Juli 2011

KRAS naikkan kapasitas produksi anak usaha

KRAS naikkan kapasitas produksi anak usaha
JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) makin serius menyiapkan penawaran saham perdana anak usahanya, yakni PT Krakatau Wajatama. Demi melancarkan initial public offering (IPO) Krakatau Wajatama, KRAS akan membenahi kinerja anak usahanya yang bergerak di industri baja olahan ini.

Salah satunya, KRAS akan meningkatkan kapasitas produksi Wajatama menjadi 15.000 ton per bulan. Saat ini, kapasitas produksi anak usaha KRAS tersebut masih sekitar 10.000 ton sampai 11.000 ton per bulan.

Peningkatan kapasitas produksi ini ditargetkan sudah bisa dimulai pada Agustus nanti. "Investasi untuk penambahan ini sekitar US$ 10 juta. Ini memang salah satu persiapan sebelum IPO, kata Fazwar Bujang, Direktur Utama KRAS di Jakarta, akhir pekan lalu (1/7).

Perusahaan pelat merah tersebut akan fokus pada pengembangan baja jenis long product. Proyek peningkatan kapasitas produksi ini sendiri sudah dimulai sejak Juni lalu.

Fazwar juga memastikan, Wajatama akan melepas saham perdananya ke publik di 2012 nanti. IPO Krakatau Wajatama ini akan menambah daftar pelaku industri logam yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saat ini ada 15 emiten logam yang sudah tercatat di BEI. Berdasarkan data Bloomberg, kapitalisasi pasar di industri ini mencapai Rp 22,65 triliun. KRAS tercatat sebagai emiten industri logam dengan kapitalisasi terbesar, yakni Rp 16,56 triliun.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, berpendapat, biasanya pasar tidak terlalu meminati industri yang memproduksi bahan baku untuk industri lain. Tapi KRAS sebenarnya bisa memanfaatkan momen bullish market menjelang akhir tahun, saat manajer investasi berburu aset untuk mempercantik kinerja, untuk melepas saham anak usahanya.

Sekadar mengingatkan, sejatinya KRAS berniat melepas saham Wajatama ke publik tahun ini. Dalam rencana awal, IPO produsen baja olahan ini sedianya mulai diproses berbarengan dengan pencatatan saham KRAS di bursa awal tahun ini.

Namun akhirnya, KRAS menunda rencana tersebut. "Sulit direalisasikan tahun ini," kata Direktur Keuangan KRAS Sukandar, beberapa waktu lalu. Pasalnya perusahaan pelat merah tersebut tengah fokus menyelesaikan pembangunan dua pabrik besi dengan tanur tinggi (blast furnace), salah satunya bekerjasama dengan Posco. Kedua pabrik ini dibangun di lahan milik KRAS di Cilegon.

Produksi bijih besi reduksi

Saat ini, KRAS juga fokus mengembangkan perusahaan patungannya bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yaitu Meratus Jaya Iron Steel. Fazwar meyakini akhir tahun ini perusahaan patungan tersebut bisa mulai beroperasi.

Menurut rencana awal, Meratus Jaya akan memproduksi 315.000 ton sponge iron per tahunnya. Sponge iron merupakan bijih besi yang mengalami proses reduksi. Asal tahu saja, saat ini spong iron masih harus diekspor dari Brazil.

Selain itu, perusahaan yang terletak di Kalimantan Selatan ini tidak hanya akan memproduksi sponge iron, tapi juga menjual listrik. "Tahap awal, kami akan menjual listrik ke PLN sebesar 18 megawatt hingga 20 megawatt," jelas Fazwar.

Menurut hitungan KRAS, nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 1,5 triliun. Dana investasi itu juga akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 1x30 megawatt. KRAS akan menguasai 66% saham di proyek ini, sementara ANTM kebagian 34%.

Perseroan tersebut sudah mendapat pendanaan sebesar Rp 600 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membiayai proyek itu. Kini, perusahaan patungan itu juga tengah mencari tambang bijih besi baru di Kalimantan Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar