Senin, 04 Juli 2011

Masih Ada Peluang Pada Saham Bakrie

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Saham grup Bakrie masih layak dicermati di tengah kondisi bursa yang rawan profit taking. Namun, pergerakan emiten-emiten dalam kelompok tersebut sedang menunggu aba-aba dari saham BUMI.

Yuganur Wijanarko dari HD Capital mengatakan, grup Bakrie dan saham lapis dua akan mulai dimainkan awal pekan ini. Pasalnya, kondisi jenuh beli (overbought) setelah kenaikan IHSG di atas all time high 3.880, dapat memicu profit taking di emiten unggulan penggerak pasar dan berkapitalisasi besar,

“Masih ada kesempatan trading di saham Bakrie,” tuturnya.

Saham-saham Bakrie pilihannya adalah PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP) dan PT Bumi Resources (BUMI),”Saya masih rekomendasi beli untuk ketiga emiten ini,” ujarnya.

Yuga menilai, saham UNSP menarik karena valuasi PER 2011 sebesar 7 kali, yang termurah di sektor CPO. Selain itu, tren naik (higher low) di UNSP masih tetap utuh, meskipun telah terjadi koreksi selama 5 hari berturut-turut. “Rekomen akumulasi untuk technical rebound, dengan target harga dapat mencapai level Rp450,” katanya.

Sedangkan ENRG menjadi pilihan karena secara teknikal, pola higher low masih utuh di saham ini, kendati emiten didera profit taking. Kondisi ini menunjukan fakta bahwa pasar optimistis terhadap proses earnings recovery "back to profit" setelah sebelumnya rugi. Ini berarti, skenario untuk mencetak new high di atas resistance Rp210 tinggal menunggu waktu. “Ada peluang penguatan ENRG lebih lanjut dengan target harga Rp220,” ujarnya.

Saham BUMI juga dijagokan Yuga karena optimisme bahwa pembayaran hutang lebih dini di 2011, dapat mengurangi rasio hutang dan menambah posisi kas serta mengurangi beban bunga akibat kurs. Selain itu, restrukturisasi bunga baru yang lebih rendah, belum sepenuhnya tercermin dalam harga BUMI.

“Saham BUMI dapat dipilih dengan target harga mencapai Rp3.200,” ucapnya.

Di sisi lain, analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, saham-saham grup Bakrie saat ini sedang menunggu pergerakan saham BUMI, yang masih stagnan di level Rp3.000. “Saham ENRG, UNSP, PT Darma Henwa (DEWA), PT Bakrieland Development (ELTY) akan mengikuti laju saham sejuta umat itu,”katanya.

Adapun saham BUMI masih stagnan di level Rp3.000, setelah sebelumnya mengalami koreksi yang dipicu keengganan China Investment Corproration (CIC) untuk convertible bond. CIC mengingikan utang BUMI ke CIC, dibayar tunai.

Tapi, tadi pagi Cece mendengar kabar kesiapan BUMI untuk membayar utang ke CIC secara tunai. Hal itu menurutnya merupkan prospek yang baik bagi saham ini. “Tapi, sejauh ini sahamnya belum mengalami pergerakan,” tukasnya.

Di atas semua itu, dengan harga di level Rp3.000, saham sejuta umat ini sudah membentuk support pertama di level Rp3.925. Jika saham BUMI mengalami kenaikan, saham-saham grup Bakrie yang lain juga bakal mengalami kenaikan. “Dalam situasi market yang melandai, lebih baik buy on support sambil melihat apakah saham BUMI naik atau tidak. Sebab, secara teknikal saham ini sedang reversal naik,” imbuhnya.

Tidak jauh berbeda jauh dengan Christine Salim dari Samuel Sekuritas yang masih mempertahankan target harga di Rp3.950 per lembarnya. Hal ini merefleksikan PER 2012 sebesar 15,1 kali.

Menurutnya, harga saham BUMI telah berada di bawah tekanan pascapengumuman kesepkatan Vallar-BRMS, karena pasar bingung dengan penerbitan CB dan divestasi BRMS ini. “Dengan penurunan hampir 17% di harga saham dari yang tertinggi, maka ada kesempatan untuk beli. “ [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar