Senin, 04 Juli 2011

Utang baru APOL US$ 64 juta

JAKARTA. Kendati agenda restrukturisasi dan pelunasan utang belum rampung, tidak berarti PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) berhenti mencari pinjaman baru. Sekadar mengingatkan, manajemen APOL berencana melunasi dan merestrukturisasi utang dengan nilai total Rp 6,35 triliun di akhir 2010. Per akhir Desember 2010 utang APOL perseroan telah mencapai Rp 6,35 triliun. Rencananya, manajemen APOL akan melunasi sebagian utang dan merestrukturisasi sisanya pada tahun ini.

Nah, tahun ini, APOL berniat membeli dua kapal Panamax baru yang seluruhnya bernilai US$ 80 juta. “Sebesar 80% dari pinjaman bank, sisanya dari kas internal untuk pembayaran uang muka,” kata Oentoro Surya, Direktur Utama APOL, pekan lalu (28/6).

Artinya, APOL akan mencari utang baru senilai US$ 64 juta. Utang baru tersebut merupakan komitmen lama dari bank asing.

Oentoro menjelaskan, perusahaannya telah membayar uang muka kedua kapal ini ketika membelinya tahun 2007, namun baru dibukukan sebagai utang karena kapal baru akan datang tahun ini. Oentoro menjelaskan,bilang APOL telah membayar uang muka kedua kapal ini sejak pembelian tahun 2007. Namun, baru dibukukan tahun ini karena kapal baru akan datang tahun ini.

Saat itu perseroan telah membayar uang muka sebesar 20% dari harga pembelian kapal. Namun kapal tersebut baru akan datang tahun ini. Itu kenapa pinjaman baru dicairkan dan dibukukan pada tahun ini.

Dengan tambahan dua kapal baru tersebut, APOL akan memiliki 78 kapal dengan umur rata-rata tertimbang 15 tahun. Per akhir Desember 2010, umur rata-rata tertimbang kapal milik APOL adalah 20,3 tahun.

APOL akan menggunakan dua kapal baru tersebut untuk memenuhi kontrak yang sudah ada. Dengan begitu, kapal baru itu tidak memiliki risiko menganggur. “Dalam empat tahun berjalan, harus ada pergantian kapal lama dengan kapal baru,” kata Oentoro.

Manajemen APOL menghitung, dengan kapal yang tergantikan, akan ada kenaikan 7% volume kontrak angkutan dibandingkan tahun lalu. Kapal-kapal yang tergantikan akan digunakan perseroan untuk meningkatkan kontrak angkutan. Manajemen APOL menghitung kontrak angkut akan meningkat sekitar 7% dari tahun lalu. Kontrak angkut APOL tahun 2010 sekitar 12 juta ton. Mayoritas untuk pengangkutan batubara, nikel, bijih besi, general cargo, dan angkutan cair.

Namun, manajemen APOL menolak untuk memberikan proyeksi kinerja 2011. “Terlalu dini memberikan proyeksi,” kata Direktur APOL Fida Unidjaja. Tahun lalu, APOL membukukan pendapatan sebesar Rp 1,38 triliun dan rugi bersih Rp 1,64 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar