Senin, 04 Juli 2011

Jangan Khawatir, IHSG Sangat Bullish!

INILAH.COM, Jakarta - Laju indeks saham domestik pekan ini diprediksi melanjutkan penguatan. Karena itu, pelaku pasar jangan takut untuk ‘tune in’ di pasar sebab, untuk short, mid dan long term indeks sangat bullish.

Pengamat pasar modal David Cornelis mengatakan, pada dasarnya indeks saham domestik dalam keadaan yang sangat bullish baik jangka pendek (sejak 20 Juni), menengah, maupun jangka panjang. Karena itu menurutnya, tidak ada masalah bagi para pelaku pasar untuk tetap ‘tune in’ atau ‘berada di pasar' hingga saat market berubah trendnya.

Perubahan tren (jadi melemah) menurutnya, tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Itupun, pelemahan normal sebagai koreksi murni teknis. Dia memperkirakan, untuk Senin (4/7) ini IHSG ^JKSE memiliki support 3.888 dan 3.957 sebagai level resistance-nya. “Untuk sepekan ke depan di kisaran 3.830-3.975,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (3/7).

Pada perdagangan Jumat (1/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 38,53 poin (0,99%) ke level 3.927,09, dengan intraday tertinggi di 3.956,77 dan terendah di 3.888,20. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 8,21 poin (1,2%) ke 698,85.

Penguatan yang terjadi dalam 2 (dua) hari terakhir, lanjut David, sangat istimewa dengan menciptakan 2 (dua) level baru. Menurutnya, indeks bergerak di luar kebiasaan dengan range yang sangat lebar dari 3.830 hingga 3.957. “Secara umum, view-nya untuk minggu depan masih positif,” ujar David.

Market regional dan global, menurut David, juga 'berkata’ sama, Semuanya, berhasil ditutup menguat hingga akhir pekan lalu dan diekspektasikan masih akan berlanjut pekan ini untuk meneruskan rally jangka pendeknya. “Secara keseluruhan, market masih positif dan berada dalam tren bullish,” tandasnya.

Karena itu, pelaku pasar tidak usah khawatir dengan koreksi yang mungkin terjadi. Menurutnya, kondisi itu sangat normal. Apalagi, pasar dalam dua hari terakhir menyentuh rekor-rekor barunya dan berhasil menembus ke atas level psikologisnya selama ini di 3.800. “Di sisi lain, dalam waktu dekat, kemungkinan masih ada penguatan di regional dan global pada Senin (4/7),” paparnya.

Namun demikian, menurutnya, terlihat kekuatan itu mulai melemah dari pergerakan harga maupun volume transaksinya. “Seharusnya ada pelemahan, sekadar mengoreksi kenaikan 2 hari kemarin. Tapi, koreksi itu justru akan semakin memberi kekuatan pada tren bullish tersebut ke depannya,” timpalnya. Dia menekankan, pelemahan yang dimaksud adalah koreksi teknis normal bukan pelemahan signifikan ataupun pembalikan arah.

Sementara itu, lanjutnya, target 4.000 bisa dicapai dalam 1-2 pekan ini. Menurut David, kalaupun dalam 1-2 hari ini level tersebut akan terlihat terlalu dipaksakan. Kalaupun terjadi, tidak akan 'sustainable' untuk waktu yang lebih lama. “Target tersebut merespon rilisnya laporan keuangan emiten semesteran yang mayoritas diekspektasikan di atas rata-rata,” ungkapnya.

Kondisi itu, lanjutnya, sangat positif sentimennya untuk pasar. Apalagi, data inflasi Juni 0,55% (month on month) dan BI rate di level 6,75% masih dalam batas normal dan cenderung di bawah perkiraan. “Dua data itu tidak akan mengganggu makro ekonomi Indonesia maupun performa ke depan untuk para emiten,” ucap David.

Dalam situasi ini, David merekomendasikan positif saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Sentul City (BKSL), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bumi Resources (BUMI), PT Indofood Sukses Makmur (INDF), dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA), dan PT Semen Gresik (SMGR). “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar