Rabu, 24 Agustus 2011

Saham Tambang Penggerak Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Penguatan IHSG siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Saham-saham di sektor pertambangan yang sudah terkoreksi tajam akan menjadi penggeraknya.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan menguat. “Indeks akan mengarah ke level resistance 3.975 dan jika tembus, resistance berikutnya adalah 4.080 yang bisa dicapai sebelum lebaran. Sedangkan level support berada di 3.818,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (24/8).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh positifnya pergerakan bursa AS semalam. Sekarang, sudah bisa dilihat, bahwa Dow Jones tidak bisa turun ke bawah 10.000. “Kondisi itu, didukung oleh harapan pasar atas penyelesaian masalah perekonomian AS,” ujarnya.

Apalagi, ditegaskan Willy, di dunia ini tidak ada negara yang di-bangkrutkan begitu juga dengan AS. Berbeda dengan perusahaan. Sekarang, tinggal bagaimana AS memperbaiki kondisi yang ada. “Apalagi, belakangan berbagai titik temu di AS sudah mulai tampak,” ungkpanya.

Salah satu yang paling gampang adalah masalah perang di Libya. Saat ini menurunya, NATO tidak perlu biaya besar lagi karena Pemimpin Libya Muammar Khadafi sudah dikalahkan. “Selama ini, masalah AS adalah dana perang yang sangat besar,” paparnya. “Setelah Khadafi kalah, kekhawatiran dana AS akan terkuras sudah terjawab.”

Selain itu, penguatan indeks juga dipicu oleh aksi beli investor yang memanfaatkan masa pembayaran yang jatuh temponya sangat lama, 10 hari dari sekarang yakni Senin, 5 September 2011 karena faktor libur Lebaran. “Sebab, setelah Dow Jones tembus 11.000 dengan gampang, IHSG pun akan tembus 4.000 dengan gampang pula,” paparnya.

Willy mengaskan, saat bursa RI libur Lebaran, AS akan menemukan penyelesaikan atas berbagai masalah yang menimpa negara itu sehingga jadi sentiment positif di market. Saat market buka usai lebaran, otomatis akan terjadi aksi akumulasi beli yang siginifikan. “Karena itu, jika melakukan penjualan justru merugikan. Sebab, mereka juga toh tidak mendapatkan bunga dari dana cash yang mereka pegang,” imbuhnya.

Setelah penguatan Dow Jones, lanjut Willy, tak ada yang perlu dikhawatirkan oleh market saat Libur lebaran. Apalagi, kondisi fundamental ekonomi Indonesia sangat positif. Pada saat yang sama, situasi saat ini sangat berbeda dengan kondisi 2008. “Bahkan, pada 2008 pun, IHSG bisa melaju sendiri saat terjadi koreksi bursa regional secara bersamaan,” ungkap Willy.

Adapun sektor saham yang berpeluang jadi penggerak utama indeks hari ini adalah saham-saham di sektor pertambangan setelah mengalami koreksi tajam sebelumnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) yang atraktif menuju Rp3.000, PT AKR Corporindo (AKRA) setelah dividen Rp200, PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) yang akan right issue di level Rp250 pada September dari level saat ini Rp180.

Lalu, PT Bakrie and Brothers (BNBR) yang sudah mencatatkan kinerja positif sehingga tinggal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada awal September untuk menjalankan kuasi reorganisasinya. PT Keramika Indonesia Assosiasi (KIAS) yang juga mengagendakan kuasi reorganisasi, PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dengan penemuan lading baru, PT Energi Mega Persada (ENRG) dan PT Bumi Resources (BUMI). “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut,” imbuh Willy. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar